Bolehkah Menggunakan Obat Kumur Terlalu Sering?
drg. Refina | 06 September 2024
Halitosis atau yang dikenal dengan bau mulut adalah keadaan dimana bau nafas tercium tidak enak atau tidak sedap, dimana hal tersebut terjadi karena kondisi fisiologis maupun patologis. Penyebab halitosis biasanya karena kebersihan mulut yang buruk, karies yang dalam, penyakit periodontal, infeksi rongga mulut, mulut kering, mengonsumsi rokok, ulserasi mukosa, perikoronitis, sisa makanan dalam mulut serta tongue coating.
Terdapat berbagai cara untuk mengatasi halitosis atau bau mulut, salah satunya adalah dengan cara konvensional yaitu menggunakan obat kumur. Tujuan penggunaan obat kumur adalah mematikan atau meminimalisir kerja bakteri, mengurangi plak pada gigi, mengatasi mulut kering, sariawan, amandel dan lain-lain sehingga masalah gigi dan mulut dapat dihindari. Pemakaian antara 1 obat kumur dengan yang lain berbeda, tergantung dari produk yang digunakan. Produk yang memiliki period after opening hanya boleh digunakan dalam batas waktu tertentu setelah dibuka. Obat kumur biasanya memiliki period after opening selama 6 bulan.
Era sekarang, produk-produk obat kumur sudah banyak dipasarkan. Banyak produsen obat kumur menjanjikan penyempurnaan proses menggosok gigi dan sensasi kesegaran di mulut setelah menggunakan obat kumur. Namun, jangan terlalu banyak atau rutin menggunakan obat kumur dalam jangka waktu yang panjang, sebab dapat mengganggu kesehatan mulut.
Obat kumur sebaiknya digunakan seperlunya saja. Jika terlalu banyak, maka dapat mengganggu flora mulut. Flora mulut merupakan kumpulan dari bakteri-bakteri baik yang normalnya ada di dalam mulut. Penggunaan obat kumur secara berlebihan dapat mengganggu bakteri-bakteri baik tersebut yang mengakibatkan mudahnya jamur muncul pada mulut karena bakteri baiknya kalah (oleh zat kimia yang dibawa obat kumur) dan kemudian mudahnya timbul jamur dalam mulut.
Pasien yang memiliki tambalan tidak dianjurkan berkumur secara berlebihan dengan obat kumur, karena kandungan kadar asam pada obat yang diterima oleh tambalan secara terus menerus dapat merusak tambalan gigi pasien.
Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat kumur ini perlu mendapat perhatian dari tenaga kesehatan dengan mengadakan penyuluhan tentang cara menggunakan obat kumur yang benar dan efek samping yang dapat ditimbulkan jika salah dalam penggunaanya.
Sumber :
1. Sholekhah, N. K. (2020). Efektivitas Berkumur Larutan Garam terhadap Jumlah Koloni Streptococcus Mutans Dalam Saliva. Jurnal Kesehatan Gigi, 8(1), 16–21.
2. Ardhi, S. (2022, March 17). Jangan Terlalu Banyak Gunakan Obat Kumur. Universitas Gadjah Mada. Retrieved September 6, 2024, from https://ugm.ac.id/id/berita/22369-jangan-terlalu-banyak-gunakan-obat-kumur/
3. Andani, M., & Sumiwi, S. A. (2022). BEBERAPA TANAMAN BERKHASIAT UNTUK MENGATASI HALITOSIS (BAU MULUT). Farmaka, 20(3), 56–62. https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/viewFile/39574/pdf
4. Alwinda P Yulimatussa’diyah, Et Al. (2016). PENGETAHUAN PENANGANAN HALITOSIS DALAM MASALAH KESEHATAN MULUT. Jurnal Farmasi Komunitas, 3(2), 85–89. https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jfkbc998a2849full.pdf