top of page

Tips Mengatasi Takut ke Dokter Gigi (Dental Phobia)

drg. Refina | 14 Oktober 2025

Tips Mengatasi Takut ke Dokter Gigi (Dental Phobia)

Takut ke dokter gigi (dental fear, dental anxiety, atau dental phobia bila sudah sangat parah) adalah kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang menghindari perawatan gigi. Kondisi ini berdampak negatif terhadap kesehatan mulut, karena bisa membuat pasien lambat atau bahkan tidak pernah melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin.

Faktor Penyebab
Faktor individu dapat mencakup gangguan psikologis seperti kecemasan umum, gejala depresi, dan gangguan stres pascatrauma. Temperamen dan kerentanan genetik terhadap kecemasan juga telah dilaporkan sebagai faktor individu.
Faktor eksternal dapat berupa lingkungan sosial tempat tinggal seseorang, yang berkaitan dengan sikap terhadap perawatan gigi, status sosial, dan keadaan budaya.
Faktor lingkungan di klinik gigi seperti pengalaman negatif dan traumatis di lingkungan gigi, termasuk komunikasi dan perilaku yang buruk dari staf gigi, dan pengalaman nyeri negatif yang kuat terkait perawatan gigi.

Tips Mengatasinya
Individu dengan kecemasan gigi rendah dan sedang dapat ditangani melalui komunikasi yang baik oleh staf, membangun hubungan baik, memungkinkan kontrol pasien dalam perawatan gigi, dan memberikan informasi tentang perawatan gigi.

Kecemasan gigi tinggi yang dikombinasikan tanpa kebutuhan perawatan mendesak, Terapi Perilaku Kognitif (CBT) diusulkan.

Pasien dengan kecemasan gigi yang tinggi dan kebutuhan perawatan mulut yang mendesak harus dirawat dengan terapi gigi di bawah pengaruh sedasi, misalnya, dengan nitrogen oksida, sedasi sadar, atau anestesi umum, tetapi tanpa terapi perilaku kognitif (CBT).

Terapi Perilaku / Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Bekerja bersama psikolog atau profesional kesehatan mental untuk:
• Mengidentifikasi pikiran negatif terkait kunjungan ke dokter gigi
• Mengganti pikiran tersebut dengan yang lebih realistis
• Latihan menghadapi prosedur secara bertahap (exposure) atau melalui simulasi
• Teknik relaksasi dan coping skills seperti pernapasan dalam, meditasi ringan

Hipnosis
Penggunaan hipnosis sebagai teknik mengalihkan fokus, mengurangi kecemasan dan rasa takut, terutama selama prosedur atau menjelang prosedur gigi.

Sedasi / Obat Penenang (misalnya benzodiazepin)
Digunakan terutama untuk pasien dengan kecemasan akut saat prosedur atau yang tidak berhasil dengan metode non‑farmakologis saja. Penggunaan harus di bawah pengawasan dokter gigi / anestesi.

Pengalihan Perhatian (Distraction)
Menggunakan media audiovisual (musik, film, video), lingkungan klinik yang nyaman, penggunaan headset, dll untuk mengalihkan perhatian dari prosedur yang menimbulkan kecemasan.

Informasi & Edukasi Pasien Sebelum Perawatan
Penjelasan langkah‑demi‑langkah tentang apa yang akan terjadi, waktu yang diperlukan, sensasi yang mungkin dirasakan, alat yang digunakan, dll. Tujuannya mengurangi unsur ketidakpastian yang sering memicu kecemasan. Juga bisa berupa video, brosur, konsultasi awal tanpa perawatan

Terapi Paparan (Exposure Therapy)
Mulai dari paparan ringan (misalnya melihat alat, mendengar suara bor, kemudian secara bertahap sampai menjalani prosedur lengkap), sehingga pasien terbiasa tanpa merasakan kecemasan ekstrem.

Sumber :
1. Wide, U., & Hakeberg, M. (2021). Treatment of Dental Anxiety and Phobia—Diagnostic Criteria and Conceptual Model of Behavioural Treatment. Dentistry Journal, 9(12), 153.
2. Steenen, S. A., Linke, F., van Westrhenen, R., & de Jongh, A. (2024). Interventions to reduce adult state anxiety, dental trait anxiety, and dental phobia: A systematic review and meta‑analyses of randomized controlled trials. Journal of Anxiety Disorders, 105, 102891

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page