Penyebab Tambalan Gigi Rusak
drg. Refina | 12 Juni 2025

Tambalan gigi yang dikenal dengan restorasi gigi adalah salah satu perawatan gigi yang bertujuan untuk mengganti struktur gigi yang hilang karena penyakit karies yang disebabkan oleh bakteri. Tambalan gigi dapat bertahan bertahun-tahun; namun, pada akhirnya semua tambalan perlu diganti seiring berjalannya waktu.
Kontak pada tambalan gigi terus-menerus akibat aktivitas makan dan minum atau tekanan akibat mengatupkan gigi pada akhirnya dapat menyebabkan tambalan gigi rusak. Kegagalan restorasi gigi khususnya bahan komposit dapat disebabkan juga oleh faktor berikut seperti perbedaan masing-masing koefisien termal ekspansi antara resin komposit, dentin dan enamel gigi, penggunaan oklusi dan pengunyahan yang tidak normal, kelembaban pada rongga mulut, mikroflora yang ada, lingkungan mulut yang bersifat asam menyebabkan terjadi kebocoran tepi pada restorasi resin komposit.
Tambalan yang telah aus, terkelupas, retak atau tanggal dapat meninggalkan celah antara gigi dan tambalan yang dapat menjadi titik masuk bagi bakteri. Bakteri banyak terdapat di mulut dan umumnya ditemukan pada air liur dan plak gigi. Jika tambalan rusak, partikel makanan dan bakteri penyebab penyakit karies dapat masuk ke antara tambalan yang aus dan gigi. Bakteri ini tidak dapat dihilangkan dengan mudah dengan sikat gigi atau cara lain dan perkembangan karies dapat terjadi di sepanjang tepi tambalan atau di bawahnya.
Kerusakan gigi setelah penambalan gigi dengan bahan komposit paling banyak adalah munculnya garis hitam disekitar tambalan dan gigi lalu berlanjut menjadi karies sekunder, kemudian sensitivitas gigi dan perubahan warna. Kerusakan tambalan juga dapat mempengaruhi kekuatan gigi sehingga menjadi fraktur gigi.
Kerusakan yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati dapat berkembang hingga menginfeksi pulpa gigi (yang berisi saraf dan suplai darah gigi), yang sering kali menyebabkan perlunya perawatan saluran akar (endodontik) atau kemungkinan kehilangan gigi.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut wajib dilakukan agar tidak terjadi kerusakan gigi. Rajin menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu 2 kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur malam, memeriksa keadaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi.
Sumber :
1. Tambahani, A. M., Wicaksono, D., Tumewu, E. (2013). Gambaran kerusakan gigi pasca restorasi komposit pada siswa SMA Negeri 1 Manado. Jurnal e-GiGi (eG), 1–2, 121–128.
2. ADA division of communications & the journal of the american dental association. (2005). When a filling needs to be replaced. In JADA (Vol. 136). https://www.ada.org/goto/jada