top of page

Penyebab Sariawan Berulang (SAR)

drg Refina | 10 Juni 2025

Penyebab Sariawan Berulang (SAR)

Stomatitis apthosa rekuren (SAR) yang disebut dengan nama aphthae / canker sores / reccurent aphthous ulcerations (RAU) atau sariawan berulang merupakan peradangan pada jaringan lunak mulut yang terlihat dengan munculnya ulkus berulang tanpa disertai gejala penyakit lain, terasa seperti terbakar atau menyengat di bagian rongga mulut seperti di dalam pipi, lidah maupun bibir. SAR juga dapat diawali dengan gejala-gejala pendahulu/prodromal seperti demam, parestesia dan hiperestesia. Rasa sakit dan ketidaknyamanan biasanya terasa saat mengunyah makanan, berbicara maupun menelan. Tingkat prevalensi sariawan berulang pada wanita lebih besar dibandingkan pada pria.

Prevalensi SAR pada populasi dunia bervariasi antara 5% sampai 66%. SAR paling sering terjadi di periode dekade kedua dan ketiga kehidupan seseorang. Persentase pada wanita lebih besar yaitu sekitar 47,6% sedangkan laki-laki hanya sekitar 21,3%.

Ciri-ciri SAR yang muncul biasanya terlihat ulser yang muncul berulang baik ditempat yang sama maupun tidak dalam kurun waktu tertentu dengan bentuk bulat atau oval dan pinggirannya yang dikelilingi area kemerahan dengan dasar lesi berwarna kuning-kelabu. SAR secara klinis dibagi menjadi 3 tipe, yaitu SAR tipe minor, mayor dan herpetiformis. Tipe minor berukuran 2-4 mm atau kurang dari 1 cm. Tipe mayor berbentuk bulat atau oval dengan batas yang tidak jelas, diameternya ≥ 1 cm dan disertai rasa sakit hebat. SAR tipe herpetiformis jarang terjadi, terlihat seperti banyak luka kecil-kecil yang bulat atau oval dengan diameter 0,5-3,0 mm.

Penyebab penyakit SAR sampai saat ini belum diketahui, namun diduga berhubungan dengan berbagai faktor seperti riwayat SAR dalam keluarga, trauma, siklus menstruasi, kehamilan, stres, alergi makanan, anemia, defisiensi nutrisi, faktor imunologi dan defisiensi hematinik (defisiensi Fe, asam folat dan vitamin B12).

Terapi non farmakologi pada SAR diberikan sesuai dengan penyebabnya, yaitu dengan mengkonsumsi suplemen atau makanan yang banyak mengandung vitamin B, C, zat besi, zinc. Menjaga kebersihan mulut, menghindari makanan atau minuman tertentu, pencegahan trauma pada mukosa mulut, konsumsi madu, meningkatkan pengontrolan stress dan asupan makanan agar tidak mudah terkena SAR.

Untuk mendapatkan terapi farmakologi, pasien harus berkonsultasi langsung dengan dokter gigi di klinik.


Sumber :
1. Aini, L., Astuti, L., Maharani, S., & Anita, F. (2023). Peningkatan rasa nyaman pada penderita stomatitis melalui penyuluhan kesehatan tentang penatalaksanaan stomatitis dengan pemberian madu di Kelurahan Sukajaya Palembang. https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i6.9985
2. Thantawi, A., Khairiati, Meri Nova, M., Marlisa, S., Bakar, A. Stomatitis aphtosa rekuren (SAR) minor multiple pre menstruasi (laporan kasus). (2014). In ODONTO Dental Journal (Vol. 1, Issue 2).
3. Sulistiani, A., Hernawati, S., Mashartini P,A. Prevalensi dan distribusi penderita stomatitis aftosa rekuren (SAR) di klinik penyakit mulut RSGM FKG Universitas Jember pada tahun 2014. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 1). 2017

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page