Penanganan Pertama Pada Luka Bakar

Kulit adalah organ tubuh manusia yang terbesar, luas permukaannya sekitar 2 meter persegi rata-rata pada orang dewasa. Terdiri dari epidermis dan dermis, jauh di dalamnya terdapat struktur pelengkap kulit yang penting (termasuk folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaceous). Struktur dalam ini merupakan sumber proliferasi sel epitel (keratinosit), yang bermigrasi ke dalam bekuan darah dan dasar luka, sehingga berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Hilangnya fungsi penghalang fisik pada kulit membuka pintu bagi invasi mikroorganisme berbahaya, yang dapat menyebabkan infeksi, dan pada akhirnya bahkan berkembang menjadi sepsis. Proses perbaikan luka bakar, yang dimulai beberapa jam setelah kejadian traumatis, juga dapat terganggu karena kehilangan banyak cairan melalui luka.
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma panas atau trauma dingin (frost bite). Penyebabnya adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin (frost bite). Kerusakan ini dapat menyertakan jaringan bawah kulit.

Klasifikasi derajat kedalaman luka bakar
1. Luka bakar superfisial adalah luka bakar yang dapat sembuh secara spontan dengan bantuan epitelisasi. Luka bakar superfisial dibagi dua yaitu luka bakar epidermal dan superficial dermal.
a. Luka bakar epidermal. Luka bakar yang hanya terkena pada bagian epidermis pasien. Penyebab tersering luka bakar ini adalah matahari dan ledakan minor. Dapat sembuh dalam waktu cepat (7 hari), tanpa meninggalkan bekas luka kosmetik.
b. Luka bakar superficial dermal. Luka bakar yang terkena pada bagian epidermis dan bagian superfisial dermis (dermis papiler). Ciri khas dari tipe luka bakar ini adalah muncullnya bula. Luka bakar kedalaman ini biasanya sangat nyeri. Dapat sembuh secara spontan dengan bantuan epiteliassi dalam 14 hari yang meninggalkan defek warna luka yang berbeda dengan kulit yang tidak terkena
2. Luka bakar mid-dermal Luka bakar mid-dermal adalah luka bakar yang terletak diantara luka bakar superficial dermal dan deep dermal Sensasi juga berkurang, namun rasa nyeri tetap ada. Berwarna pink tua, tidak selalu sembuh spontan dan tampak edema dan bula.
3. Luka bakar deep Luka bakar deep memiliki derajat keparahan yang sangat besar. Luka bakar kedalaman ini tidak dapat sembuh spontan dengan bantuan epitelisasi dan hanya dapat sembuh dalam waktu yang cukup lama dan meninggalkan bekas eskar yang signifikan.
a. Luka bakar deep-dermal biasanya berwarna merah berbercak, bisa terdapat bula maupun tidak, tidak terasa rasa nyeri
b. Luka bakar Full Thickness mencakup epidermis dan seluruh dermis, berwarna putih mengkilat atua hitam gosong dan sudah tidak memiliki rasa nyeri.

Penanganan awal pasien setelah terkena luka bakar
Penelitian telah menunjukkan bahwa jika terjadi luka bakar, segera menghilangkan penyebabnya dan mendinginkan area luka akan bermanfaat bagi korban luka bakar. Mengurangi peningkatan suhu jaringan yang terbakar meningkatkan respons fisiologis. Bahan pendingin harus digunakan sesegera mungkin, namun harus pada suhu yang tepat. Suhu dingin yang ekstrem (misalnya es) dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut dengan mengurangi aliran darah ke area cedera (vasokonstriksi akibat suhu dingin). Mendinginkan sebagian besar kulit dalam jangka waktu lama kemungkinan besar akan menyebabkan hipotermia. Ada juga risiko radang dingin pada permukaan yang dingin. Berdasarkan literatur yang tersedia, suhu optimal untuk mendinginkan luka bakar adalah 10–20 °C.
Penggunaan air keran biasa aman dan efektif untuk melakukan pembersihan dan irigasi luka baka. Namun, penelitian juga menemukan bahwa saline lebih bermanfaat dibandingkan air keran dalam prosedur irigasi luka bakar. Akan tetapi jenis cairan apapun dapat digunakan untuk pembersihan luka selama cairan tersebut steril atau mempunyai sedikit dekontaminasi. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan tenaga kesehatan terlatih untuk mendapatkan penangan lanjutan.

Referensi:
https://drive.google.com/file/d/1K4Cfh3-E-KWLZk0oRF99qSERI7hn5AGK/view
https://kemkes.go.id/id/pnpk---tata-laksana-luka-bakar
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9959609/