Mulut Kering = Masalah Gigi?
drg. Refina | 12 Agustus 2025

1. Apa itu Mulut Kering (Xerostomia)?
Mulut kering, atau xerostomia, sensasi mulut kering yang ditandai dengan berkurangnya aliran saliva dan perubahan komposisi saliva hingga menyebabkan rasa tidak nyaman dan fungsi mulut terganggu. Biasanya, pasien mengeluh mulut kering ketika produksi saliva berkurang >50%. Penyebab gejala ini bervariasi meliputi kebiasaan bernapas lewat mulut, gejala oral dan wajah atipikal dan sindrom mulut terbakar. Kondisi ini sering kali dialami oleh lansia dan dapat disebabkan oleh perubahan struktur dan fungsi kelenjar ludah, penggunaan obat, penyakit sistemik serta aspek psikososial berkontribusi terhadap xerostomia pada lansia.
2. Dampak Rendahnya Produksi Air Liur
Saliva memainkan peran penting dalam kesehatan mulut karena dapat menetralkan asam, mengandung antibodi yang dapat mencegah mukosa mulut dan gigi dari zat berbahaya, membantu remineralisasi gigi, membantu saat makan untuk mengecap, menjadi pelumas bagi makanan, air dan glikoprotein menjadi pelumas bagi makanan dan membantu proses menelan. Saliva juga penting untuk persepsi rasa yang normal. Ketika seseorang mengalami hiposalivasi, terdapat risiko lebih besar untuk mengalami karies, infeksi mulut dan ketidaknyamanan pemakaian gigi tiruan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki produksi saliva normal. Saliva juga membantu menjaga pH mulut tetap netral dan berfungsi sebagai reservoir ion kalsium dan fosfat untuk remineralisasi gigi. Rendahnya produksi saliva juga menyebabkan penurunan kualitas hidup oral : sulit mengunyah, berbicara, menelan, bahkan menyebabkan sensasi terbakar, bau mulut, dan berkurangnya percaya diri.
3. Fakta Penelitian Terkini
Studi deskriptif di Palembang menunjukkan sekitar 71,5 % lansia mengalami xerostomia, dan 60 % di antaranya hanya mengalami penurunan kualitas hidup oral pada tingkat sedang. Kajian pada populasi lansia dan dewasa muda mengaitkan xerostomia dengan skor DMFT (jumlah gigi-gigi bermasalah) yang lebih tinggi, terlebih pada pasien yang menggunakan obat dengan efek samping antikolinergik, memiliki kondisi neurologis atau sleep apnea.
Review pada anak-anak dan remaja menunjukkan beberapa bukti yang mengaitkan hyposalivasi (rendahnya aliran air liur) dengan karies, tetapi masih terdapat keterbatasan dalam penetapan klasifikasi hyposalivasi secara konsisten.
4. Strategi Pencegahan dan Penanganan
Untuk mengelola mulut kering dan mencegah masalah gigi, langkah-langkah berikut dianjurkan:
Strategi untuk meningkatkan kelembapan mulut meliputi peningkatan asupan cairan pengganti saliva, permen karet xylitol, mengisap permen mint atau permen, dan menyesuaikan atau menghentikan obat-obatan xerogenik. Pengganti saliva tersedia dalam beberapa bentuk, termasuk semprotan, permen pelega tenggorokan, dan gel, yang dapat digunakan sebelum makan dan sesuai kebutuhan.
Hidrasi dan Stimulan Produksi Air Liur: Minum air secara rutin, mengunyah permen karet bebas gula, ataupun mengisap permen lembut xylitol.
Produk Restoratif yang Tepat: Pada pasien xerostomia, restorasi (bahan tambal gigi) berbasis glass-ionomer cement (GIC) disarankan karena melepaskan fluoride, membantu remineralisasi, dan mencegah karies sekunder
Perawatan Menyeluruh: Review dan sesuaikan obat yang menimbulkan efek mulut kering jika memungkinkan. Penanganan komprehensif juga mencakup kebersihan mulut optimal, penggunaan fluoride, dan kontrol oleh dokter gigi secara teratur.
5. Kesimpulan
Mulut kering bukan sekadar ketidaknyamanan, kondisi ini berpotensi memicu gangguan serius pada kesehatan gigi dan mulut. Kualitas hidup terganggu, dan risiko infeksi pun meningkat. Namun, melalui deteksi dini, perawatan tepat, dan kolaborasi antara pasien dan dokter gigi, dampak negatif mulut kering dapat diminimalkan.
Sumber :
1. Agustina, Dewi1,; Chrismawaty, Bernadetta Esti1; Hanindriyo, Lisdrianto2. Hyposalivation is the main risk factor for poor oral health status in Indonesian elderly. Journal of International Oral Health 13(1):p 60-64, Jan–Feb 2021.
2. Hiremath, Hemalatha1,; Harinkhere, Chhaya2; Misar, Pooja2; Sabley, Kshitij3; Bajpai, Trupti4. Mechanical and antimicrobial property of different surface treated glass ionomer cements under desiccated condition. Dental Research Journal 18(1):p 64
3. Kalsum, N. U, Mujiyati, Syahniati, T. (2020). Gambaran xerostomia pada kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas hidup pada lansia. Jurnal Kesehatan Gigi Dan Mulut (JKGM) (Vol. 2, Issue 2).
4. Ipsky, M. S., Singh, T., Zakeri, G., & Hung, M. (2024). Oral Health and Older Adults: A Narrative Review. Dentistry Journal, 12(2), 30.