top of page

Mengenal dan Mencegah Mumps

dr. Fifin | 01 Desember 2024

Mengenal dan Mencegah Mumps

Terdapat peningkatan kasus Gondongan (Mumps) di tahun ini, dilaporkan puluhan siswa di Tangerang Selatan terjangkit gondongan dalam dua bulan terakhir. Di Jakarta, dari Januari-Juni 2024 jumlah kasus gondongan mencapai 1.234 kasus, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 876 kasus. Kasus ini juga dilaporkan terjadi di beberapa sekolah di Bandung dan Cimahi, Jawa Barat. Virus ini juga menyebar di Jawa Timur, dengan 2.001 kasus di Kabupaten Malang, 215 kasus di Kota Kediri, 907 kasus di Banyuwangi dan 1.596 di Jombang.

Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan.
Gondongan terjadi ketika kelenjar parotis mengalami peradangan akibat infeksi virus rubulavirus, yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae.
Penyakit ini biasanya sembuh sendiri, dan sebagian besar pasien mengalami pemulihan penuh.

Gejala yang dialami;
Gejala gondongan biasanya baru akan muncul 12-25 hari setelah terinfeksi virus, berupa:
1. Pipi bengkak, bisa hanya satu sisi atau kedua sisi, akibat pembengkakan kelenjar parotis;
2. Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan;
3. Demam hingga 39°C, mulut kering, sakit kepala;
4. Nyeri sendi dan perut, mudah lelah, dan hilang nafsu makan.

Penyebaran virus ini bisa dengan mudah terjadi saat :
1. Menghirup percikan lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara.
2. Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya berciuman.
3. Menyentuh benda-benda yang ada di sekitar penderita, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
4. Berbagi alat makan dan minum dengan penderita.

Faktor2 yang dapat menyebabkan gondongan
1. Kelompok yang rentan terserang gondongan adalah anak-anak hingga remaja usia 2-12 tahun. Alasannya, menurut CDC AS, karena kelompok ini kerap melakukan kontak dekat satu sama lain, seperti di lingkungan sekolah hingga tempat bermain.
2. Belum mendapat vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella.
Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS, menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, atau sedang dalam pengobatan kemoterapi.
3. Tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan.

Komplikasi umum gondongan meliputi; orkitis, ooforitis, mastitis, pankreatitis, ensefalitis, dan meningitis aseptik.

Gondongan biasanya merupakan penyakit jinak yang dapat sembuh dengan sendirinya.
Penanganan utamanya melibatkan pemberian perawatan suportif untuk gejala-gejala yang muncul. Obat pereda nyeri dan kompres dingin atau hangat untuk pembengkakan kelenjar parotis bermanfaat.


Referensi:
https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-gejala-dan-penyebab-gondongan
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cly2kemnggeo
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1467/gondongan
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534785/

bottom of page