top of page

Langkah-Langkah Pertolongan Pertama saat Gigi Tanggal atau Patah

drg. Refina | 20 Oktober 2025

Langkah-Langkah Pertolongan Pertama saat Gigi Tanggal atau Patah

Fraktur gigi umumnya terjadi akibat benturan atau cedera pada gigi dan jaringan di sekitarnya. Gejala yang sering muncul meliputi rasa nyeri dan sensitivitas. Jika fraktur mencapai bagian pulpa, bisa timbul lesi di sekitar akar gigi (lesi periapikal), sehingga perlu pemeriksaan radiologi. Jenis trauma gigi yang paling sering adalah gigi patah atau copot dari tempatnya. Penyebab umumnya termasuk jatuh saat bermain (terutama pada anak), kecelakaan lalu lintas, benturan saat olahraga, kekerasan fisik, atau gigi yang melemah karena gigi berlubang. Gigi depan, khususnya rahang atas, paling sering terkena.

Cedera pada area mulut mencakup sekitar 5% dari seluruh cedera tubuh di semua usia, namun angkanya meningkat hingga 17% pada anak-anak. Laki-laki lebih sering mengalami trauma ini dibanding perempuan. Sekitar 75% kasus fraktur gigi terjadi di rahang atas, terutama mengenai gigi seri tengah, diikuti oleh gigi seri samping dan gigi taring. Hal ini karena posisi gigi seri atas yang paling menonjol sehingga lebih rentan terhadap benturan.

Berikut contoh trauma pada gigi :

1. Infraksi Email
Merupakan retakan kecil pada permukaan email gigi tanpa kehilangan jaringan gigi, dan umumnya tidak menimbulkan gejala. Diagnosis dilakukan dengan bantuan cahaya (transiluminasi), dan harus dibedakan dari retakan akibat suhu ekstrem, yang tidak membutuhkan perawatan. Secara klinis, gigi tetap merespons normal terhadap tes saraf (vitalitas pulpa), tidak goyang, dan tidak menunjukkan tanda infeksi di jaringan sekitar akar. Rontgen biasanya tampak normal, tanpa kelainan.

2. Fraktur Gigi
Patah gigi bisa melibatkan lapisan luar (email), lapisan tengah (dentin), hingga ruang saraf (pulpa). Penanganannya berbeda tergantung tingkat kerusakan dan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu.

3. Fraktur Akar Gigi
Patah pada bagian akar gigi mencakup dentin, pulpa, dan sementum. Bisa berbentuk garis patah horizontal, miring, atau gabungan keduanya. Gejala umumnya termasuk perdarahan dari gusi, nyeri saat diketuk, dan bagian mahkota gigi terasa longgar atau bergeser. Tes saraf mungkin tidak langsung menunjukkan hasil karena kerusakan bisa bersifat sementara atau permanen.

4. Perpindahan Posisi Gigi (Displacement)
Cedera berat bisa menyebabkan gigi bergeser ke dalam gusi (intrusi), keluar dari gusi (ekstrusi), atau bahkan terlepas sepenuhnya (avulsi). Dalam kasus yang lebih serius, tulang penyangga gigi (tulang alveolar) juga bisa mengalami patah.

Tata cara perawatan :

1. Cedera Jaringan Lunak
Luka seperti bengkak, memar, atau robek di sekitar mulut sering menyertai gigi patah. Kompres dingin bisa bantu kurangi nyeri dan bengkak.

2. Patah Lapisan Luar Gigi (Email)
Jika ringan, biasanya tidak perlu perawatan.
Jika parah, bisa ditambal dengan bahan resin agar tidak infeksi atau berubah warna.

3. Patah Email + Dentin (Lapisan Tengah Gigi)
Bagian terbuka ditutup dan ditambal.
Jika dekat saraf, perlu bahan khusus sebelum ditambal.
Kalau potongan gigi masih ada, bisa disambung kembali.
Periksa ulang setelah 2 bulan dan 1 tahun untuk pastikan tidak ada kerusakan saraf.

4. Patah dengan Saraf Terbuka (Pulpa Terekspos)
Harus segera ditangani agar saraf tetap hidup.
Bila kondisi memungkinkan, bisa pakai bahan penutup saraf (seperti kalsium hidroksida).
Jika luka besar atau sudah lama, bisa dilakukan pulpotomi parsial (membersihkan bagian atas saraf saja).
Tujuan utama: pertahankan gigi tetap hidup selama mungkin.
Bisa dilanjutkan ke perawatan akar dan tambalan permanen.

5. Patah Sampai Akar Gigi (Fraktur Mahkota-Akar)
Fragmen diangkat dulu untuk lihat seberapa parah patahnya.
Jika saraf tidak terbuka, bisa ditambal langsung.
Bila patahan menyentuh bagian bawah gusi, perlu tindakan tambahan (seperti memotong gusi, mengangkat gigi, atau cabut gigi).
Fragmen bisa disambung jika memungkinkan.

6. Kontrol dan Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan rutin sangat penting (6-8 minggu, 3 bulan, 5 bulan, dan 1 tahun) untuk cek kondisi saraf dan komplikasi lain.

Pertolongan pertama pada gigi yang lepas dari posisinya
Gigi lepas pada orang dewasa, bisa dikembalikan pada posisinya jika masih utuh dan tidak lebih dari 30 menit sejak gigi lepas. Golden time pengembalian gigi yang lepas adalah 15 menit. Jika melewati 2 jam, penempatan kembali gigi yang lepas tidak akan bermanfaat.

Berikut cara melakukan pertolongan pertama pada gigi yang lepas sebagai berikut :

1. Cari dan bersihkan gigi dengan air bersih atau air liur (jangan sentuh akarnya).
2. Pasang kembali ke tempat semula dan tekan perlahan bagian atas gigi hingga sejajar dengan gigi lain.
3. Gigit kain untuk menahan gigi di tempatnya sampai ke dokter.
4. Jika tidak bisa dipasang kembali, simpan gigi dalam susu dingin atau air liur dan segera bawa ke dokter gigi.

Di dokter gigi:
- Gigi akan distabilkan (splinting) dengan direkatkan ke gigi di sebelahnya selama beberapa minggu.
- Dilanjutkan dengan perawatan saluran akar jika perlu.
- Dokter akan memeriksa kerusakan lain, termasuk kemungkinan patah tulang rahang.
- Jika gigi tidak bisa diselamatkan, mungkin perlu dibuat gigi palsu.


Sumber :

- Patnana, A. K., Brizuela, M., & Kanchan, T. (2025, February 17). Tooth Fracture. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551650/
- Wardoyo, K. W. A. (2022, November 18). Penanganan pertama pada trauma gigi. Universitas Airlangga. https://plk.unair.ac.id/penanganan-pertama-pada-trauma-gigi/

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page