Kelainan Perkembangan Gigi
drg. Refina | 19 Mei 2025

Kelainan perkembangan gigi sering ditemukan, namun banyak masyarakat yang tidak menyadari hal ini, karena tidak pernah ataupun jarang konsultasi ke dokter gigi. Odontogenesis atau proses pembentukan gigi yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Gangguan pada proses pembentukan gigi dapat menyebabkan perubahan anatomi dan komplikasi klinis, termasuk perubahan ukuran gigi yang mengakibatkan gigi tampak lebih besar, lebih kecil atau sangat berbeda dari bentuk yang diharapkan.
Agenesis adalah kelainan pada gigi dimana benih gigi tidak berkembang dengan baik sehingga gigi tidak tumbuh atau memang tidak ada benih giginya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan, namun faktor genetik memegang peran utama pada kondisi tersebut. Agenesis banyak dijumpai pada gigi seri lateral rahang atas dengan prevalensi mencapai 76,3%.
Hypodontia merupakan keadaan dimana tidak ditemukan satu atau lebih gigi dan oligodontia kondisi dimana tidak ditemukan perkembangan lebih dari enam gigi. Dilihat dari tingkat keparahan, dapat dinilai ringan bila tidak terdapat 1-2 gigi; sedang, bila tidak terdapat 3-5 gigi; dan bila melibatkan enam atau lebih gigi disebut sebagai hypodontia berat.
Faktor penyebab agenesis diklasifikasikan menjadi faktor etiologi umum dan faktor etiologi lokal. Faktor etiologi umum meliputi kondisi genetik seperti Down syndrome serta bibir sumbing dan langit-langit. Faktor etiologi lokal meliputi trauma pada tahap awal perkembangan, kondisi hormonal, radiasi, dan penyakit menular.
Selain agenesis, kondisi kelainan perkembangan juga terlihat dari perubahan ukuran gigi. Mikrodontia merupakan kondisi kelainan gigi langka, dimana gigi terlihat lebih kecil dari yang diharapkan, gangguan ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau multifaktorial. Makrodontia merupakan kondisi dimana gigi terlihat lebih besar dari normal, memiliki etiologi yang tidak jelas, meskipun faktor genetik dan lingkungan telah terlibat, sering dikaitkan dengan kondisi seperti diabetes resisten insulin, sindrom otodental, dan gigantisme hipofisis. Taurodontisme adalah kelainan gigi yang tampak secara radiografis memiliki ruang pulpa yang membesar dan akar yang memendek, ciri-ciri yang tidak dapat diamati secara klinis, anomali ini telah dikaitkan dengan beberapa sindrom, termasuk amelogenesis imperfekta, sindrom Klinefelter, dan sindrom Down. Fusi gigi keadaan ketika 2 tunas gigi yang sedang tumbuh bergabung menjadi satu, membentuk gigi yang lebih besar dengan 2 benih gigi yang berbeda. Proses ini dapat terjadi karena dekatnya benih gigi yang berdekatan atau adanya tunas gigi supernumerary yang sedang tumbuh di dekat gigi yang sedang tumbuh normal. Geminasi gigi adalah kondisi di mana satu benih gigi terbelah menjadi dua, sehingga menghasilkan satu gigi yang tampak membesar atau terbelah.
Pasien yang khawatir mengenai fungsi atau estetika giginya yang mengalami kelainan perkembangan dan pertumbuhan harus berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mencari tahu pilihan perawatan restoratif, bedah, atau ortodontik yang tepat. Dalam semua kasus, pasien harus menjaga kebersihan mulut dengan baik, karena gigi dengan gangguan perkembangan lebih rentan terhadap karies dan mungkin memerlukan perawatan yang lebih rumit.
Sumber :
1. McKinney R, Brizuela M, Olmo H. Gangguan perkembangan gigi, anomali bentuk dan ukuran. [diperbarui 15 Februari 2025]. dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK574555/
2. Nurmaldiana, A., & Jeffrey, J. (2022). Management of primary tooth in agenesis of lateral incisor of upper jaw. e-GIGI, 10(2), 242. https://doi.org/10.35790/eg.v10i2.41279