Gout Arthritis: Patofisiologi, Gejala, dan Pencegahan
dr. Nanda | 21 November 2025

Pengertian
Gout arthritis adalah jenis arthritis inflamasi yang ditandai dengan deposisi kristal monosodium urat (MSU) di dalam sendi dan jaringan lunak. Kondisi ini biasanya terkait dengan hiperurisemia, yaitu kadar asam urat serum yang melebihi titik jenuh, sehingga terjadi kristalisasi. Gout memiliki fase-fase klinis: serangan akut, periode interkritikal (tanpa gejala), dan gout kronis, yang bisa menimbulkan tofi dan kerusakan sendi.
Gejala Gout Arthritis
1. Serangan Akut
Nyeri sendi mendadak dan hebat, biasanya di malam hari
Bengkak, kemerahan, hangat, dan terkadang kulit mengkilap di sekitar sendi
Sendi yang paling sering terkena: metatarsophalangeal jempol kaki (podagra), pergelangan kaki, lutut, siku
Gejala bisa berlangsung 1–2 minggu, kemudian membaik secara bertahap
2. Periode Interkritikal
Tidak ada gejala klinis
Kristal MSU tetap berada di sendi, inflamasi subklinis dapat terjadi
3. Gout Kronis
Pembentukan tofi: nodul keras akibat akumulasi kristal MSU, biasanya di jari tangan, jari kaki, telinga, dan tendon
Deformitas sendi dan kerusakan tulang
Kekakuan dan nyeri sendi berkepanjangan
4. Gejala Sistemik (jarang pada kasus ringan)
Demam ringan, malaise, nyeri otot
Komplikasi ginjal: batu ginjal, nefropati urat kronik
Patofisiologi
1. Hiperurisemia dan Kristal MSU
Asam urat adalah hasil metabolisme purin; hiperurisemia terjadi akibat produksi berlebih atau ekskresi berkurang
Kadar urat serum > 6,8 mg/dL → kristalisasi MSU di sendi
2. Aktivasi Inflamasi
Kristal MSU diidentifikasi oleh makrofag dan sel imun → aktivasi inflammasom NLRP3 → pelepasan IL-1β
Neutrofil direkrut → kemotaksis, pelepasan radikal bebas dan enzim lisosom → inflamasi akut
3. Fase Interkritikal
Kristal tetap berada di sendi → inflamasi subklinis
Tidak ada gejala, tapi dapat memicu serangan berikutnya
4. Gout Kronis
Deposisi kristal berulang → tofi → kerusakan tulang dan sendi
Inflamasi kronis bisa menyebabkan komplikasi sistemik, misal gangguan ginjal atau kardiovaskular
Faktor Risiko
Diet tinggi purin: daging merah, jeroan, seafood
Alkohol, terutama bir
Obesitas dan sindrom metabolik
Riwayat keluarga dan faktor genetik
Gangguan ginjal → ekskresi urat menurun
Obat-obatan tertentu (diuretik, aspirin dosis rendah, siklosporin)
Pencegahan
A. Modifikasi Gaya Hidup
Diet rendah purin
Batasi daging merah, jeroan, seafood
Minuman manis/fruktosa tinggi dihindari
Batasi alkohol
Terutama bir, wine relatif lebih aman
Hidrasi cukup
2–3 liter air/hari membantu ekskresi urat
Penurunan berat badan
Mengurangi risiko hiperurisemia dan gout
Olahraga rutin
Aerobik ringan sampai sedang; hindari olahraga ekstrem saat serangan akut
Edukasi pasien
Kepatuhan gaya hidup dan terapi jangka panjang penting untuk mencegah kambuh
B. Terapi Farmakologis (Jika Diperlukan)
Urate-lowering therapy (ULT): allopurinol, febuxostat, atau agen lain sesuai fungsi ginjal dan profil risiko
Profilaksis inflamasi saat memulai ULT: kolkisin dosis rendah atau NSAID
Target kadar asam urat: < 6 mg/dL, atau < 5 mg/dL pada pasien dengan tofi
Kesimpulan
Gout arthritis adalah penyakit inflamasi akibat deposisi kristal MSU karena hiperurisemia. Gejala bervariasi dari serangan akut, periode interkritikal, hingga gout kronis dengan tofi. Pencegahan meliputi modifikasi gaya hidup (diet, hidrasi, alkohol, olahraga, edukasi) dan, bila diperlukan, terapi farmakologis. Manajemen yang tepat dan jangka panjang penting untuk mencegah serangan berulang dan komplikasi sendi atau sistemik.
Referensi
Ahn, E.Y. (2024). The pathogenesis of gout. Journal of Rheumatic Diseases.
Ragab, G., et al. (2017). Gout: An old disease in new perspective – A review. Sciencedirect.
Pérez‑Ruiz, F., & Dalbeth, N. (2015). A Review of Uric Acid, Crystal Deposition Disease, and Gout. Advances in Therapy.
Parisa, N., et al. (2023). The inflammation process of gout arthritis and its treatment. Journal of Applied Pharmaceutical Technology & Research.
Timsans, J., et al. (2024). Gout and Hyperuricemia: A Narrative Review of Their Pathophysiology and Management. Journal of Clinical Medicine.
Chen, Z., et al. (2025). A systems immunology perspective on gout pathogenesis. Frontiers in Immunology.
Persatuan Reumatologi Indonesia. (2024). Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Hiperurisemia & Artritis Gout.