Dermatitis Atopik pada Anak
dr. Nanda | 19 Sept 2025

Pengertian
Dermatitis atopik (AD), yang juga sering disebut eczema atopik, adalah penyakit kulit kronik, bersifat kambuhan (relapsing), dan sangat menimbulkan rasa gatal (pruritus). Kondisi ini biasanya dimulai di masa bayi atau masa kanak-kanak, pada individu yang memiliki predisposisi genetik dan sistem imun yang bereaksi secara tidak normal. Peran penting juga dimainkan oleh fungsi penghalang kulit (skin barrier) yang terganggu.
Epidemiologi
Prevalensi pada anak berkisar 10‑20% di negara-negara maju.
Sekitar 45% kasus muncul dalam 6 bulan pertama kehidupan, ~60% dalam tahun pertama, ~85‐90% sebelum usia 5 tahun.
Banyak anak yang “melepaskan diri” (remisi) seiring bertambahnya usia; sekitar 40‑70% AD anak akan membaik atau bahkan sembuh ketika mencapai usia 6‑7 tahun.
Patogenesis (Bagaimana Penyakit Terjadi)
Dermatitis atopik terjadi karena kombinasi beberapa faktor:
-Faktor Genetik
-Mutasi gen filaggrin (FLG) yang menyebabkan penghalang kulit (skin barrier) tidak sekuat normal.
-Keturunan dari orang tua yang memiliki riwayat atopik (asma, rinitis alergi, dermatitis) meningkatkan risiko.
-Kelainan Penghalang Kulit (Skin Barrier Dysfunction)
-Pengurangan lipid-lipid tertentu (seperti ceramide) dan protein pengikat air alami.
-Kelemahan dalam pengikatan air (xerosis), hilangnya kelembapan, permeabilitas meningkat → memudahkan zat iritan, alergen dan mikroba masuk.
-Disregulasi Sistem Imun
-Biasanya respons “Th2” (helper T tipe 2) meningkat, termasuk produksi IgE, interleukin seperti IL‑4, IL‑13, juga mediator lainnya yang menyebabkan inflamasi.
-Pada kemudian hari dan pada lesi kronik bisa melibatkan respons imun Th1 juga.
-Faktor Lingkungan / Pemicu (Triggers)
-Alergen seperti tungau debu, serbuk sari, bulu hewan
-Mikroba: misalnya Staphylococcus aureus yang sering mengkolon kulit penderita AD.
-Iritan seperti sabun keras, deterjen, bahan kimia, pakaian kasar
-Perubahan iklim/humidity, stres emosional
-Pengaruh diet, kebersihan, paparan polusi udara
Gejala Klinis
Gejala bervariasi berdasarkan usia, tingkat keparahan, dan lokasi tubuh. Beberapa temuan khas:
-Gatal (pruritus) — seringkali gejala yang paling mengganggu.
-Kulit kering (xerosis)
-Lesi erythema, papula, ekskoriasi (akibat garukan)
-Lesi akut: mungkin terdapat exudate atau oozing; lesi kronik: penebalan kulit (lichenifikasi)
-Distribusi lesi: pada bayi, wajah, kulit kepala, dan ekstensor lengan/kaki; seiring tumbuh, cenderung pada daerah fleksural (lipatan siku, belakang lutut)
Diagnosis
Diagnosis biasanya klinis, berdasarkan:
Riwayat pasien & keluarga (riwayat atopik)
Pemeriksaan fisik: pola, bentuk dan penempatan lesi, keparahan, aktivitas peradangan
Skor penilaian keparahan: misalnya SCORAD (Scoring Atopic Dermatitis) atau alat serupa
Kadang kalau ada kecurigaan alergi makanan atau faktor penyebab spesifik, dapat diuji alerginya (IgE spesifik, tes pantulan)
Pengelolaan dan Pengobatan
Tujuan pengelolaan: meredakan gejala (terutama gatal), memperbaiki fungsi penghalang kulit, mencegah kekambuhan, meminimalisir efek samping obat.
Perawatan Kulit (Skincare rutin)
-Menghidrasi kulit secara teratur menggunakan pelembap (emollient).
-Mandi singkat dengan air hangat, sabun ringan yang tidak mengiritasi, lalu langsung memakai pelembap.
-Terapi Topikal Anti-inflamasi
-Kortikosteroid topikal (strength disesuaikan dengan lokasi dan usia)
-Inhibitor non-steroid seperti tacrolimus, pimecrolimus untuk daerah yang sensitif atau penggunaan jangka panjang.
Pengelolaan Infeksi Kulit
-Kolonisasi atau infeksi oleh S. aureus harus diatasi jika muncul gejala.
-Kebersihan kulit, kadang-kadang antibiotik topikal atau sistemik jika infeksi nyata.
Terapi Sistemik (untuk kasus sedang sampai berat)
-Obat‑obat modulator imun atau terapi biologik makin banyak digunakan dalam beberapa situasi, terutama bila terapi topikal tidak cukup.
Edukasi dan Manajemen Perilaku
Mengajarkan orang tua/anak tentang pola perawatan kulit, pemicu yang harus dihindari, cara menangani flare‑u
Mengurangi garukan, menjaga kuku pendek, memakai pakaian yang nyaman
Pencegahan
Beberapa strategi pencegahan AD, terutama pada anak dengan risiko tinggi (misalnya dengan riwayat keluarga atopik):
Penggunaan Emollient Sejak Awal (Neonatal / Bayi Baru Lahir)
Ada bukti bahwa penggunaan pelembap secara rutin pada bayi yang berisiko tinggi bisa menurunkan kejadian AD. Namun, hasil penelitian belum sepenuhnya konsisten.
ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif selama 4‑6 bulan pada bayi yang memiliki risiko atopik dapat membantu mengurangi risiko AD.
Hindari Pemicu Iritasi dan Alergen
Bahan pencuci yang agresif, deterjen, sabun yang mengandung pewangi, pakaian sintetis atau kasar
Paparan debu, tungau, bulu hewan, asap rokok, polusi udara
Lingkungan yang Mendukung
Kelembapan udara yang memadai (tidak terlalu kering)
Ventilasi yang baik
Diet dan Nutrisi
Belum ada bukti kuat bahwa pembatasan makanan secara rutin di awal bisa mencegah AD pada semua bayi, kecuali jika ada alergi nyata.
Penelitian terkini juga memeriksa peran probiotik, suplementasi, kebiasaan makanan ibu selama kehamilan, tetapi hasilnya bervariasi.
Prognosis / Perjalanan Alamiah
Banyak anak dengan AD mengalami remisi seiring bertambahnya usia.
Namun, AD juga bisa menjadi bagian dari “atopic march”: AD → alergi makanan → asma → rinitis alergi.
Keparahan awal, onset usia muda, mutasi genetik (seperti filaggrin) dapat memprediksi AD yang lebih berat dan lebih lama.
Kesimpulan
Dermatitis atopik pada anak adalah kondisi umum yang bisa sangat mengganggu bila tidak diobati dengan baik. Kombinasi faktor genetik, gangguan penghalang kulit, dan faktor lingkungan membuat penyakit ini kompleks. Pengelolaannya memerlukan pendekatan menyeluruh: perawatan kulit rutin, penggunaan obat bila perlu, edukasi, serta tindakan pencegahan terutama pada anak yang punya risiko tinggi. Pencegahan sejak dini bisa memperkecil kemungkinan munculnya AD atau setidaknya mengurangi keparahannya.
Sumber Jurnal / Referensi Utama
Lyons JJ, Milner JD, Stone KD. Atopic Dermatitis in Children: Clinical Features, Pathophysiology and Treatment. Immunol Allergy Clin North Am. 2014;35(1):161–183. doi:10.1016/j.iac.2014.09.008 (PMC)
Silverberg NB, Durán‑McKinster C. Atopic dermatitis in children: Overview and management in general practice. (Review) (PubMed)
Sid Idris F, et al. Treatment of Atopic Dermatitis in Children. Cureus. 2024;16(9):e69416. (PMC)
Zbigniew Bartuzi & Natalia Ukleja‑Sokołowska. Should Emollients Be Recommended for the Prevention of Atopic Dermatitis? J. Clin. Med. 2024;13(3):863. (MDPI
Atopic Dermatitis | Allergy, Asthma & Clinical Immunology. Biomed Central. Pathophysiology dan Epidemiologi AD. (BioMed Central)
Meta‑Analisis: Triggering Factors of Atopic Dermatitis in Children (Indonesia) – Luthfiana Eka Sari, Arini Haq, Yustian Devika Rakhmawati. Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan. (jk-risk.org)