top of page

Dampak Obesitas pada Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut

drg. Refina | 16 September 2025

Dampak Obesitas pada Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut

1. Apa itu obesitas & kenapa bisa berdampak ke gigi?

Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak tubuh yang dapat menyebabkan gangguan metabolik dan inflamasi (peradangan) kronis. Kondisi ini bukan hanya memengaruhi organ dalam seperti jantung atau pankreas, tetapi juga jaringan penyangga gigi, gusi, dan mulut secara keseluruhan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas merupakan ancaman kesehatan yang paling cepat berkembang dan paling signifikan di negara-negara maju dan berkembang. Tingkat prevalensinya bervariasi antara 9 hingga 35% di berbagai belahan dunia. Berdasarkan laporan WHO, satu miliar orang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas di seluruh dunia dan angka ini akan mencapai 1,5 miliar pada tahun 2017.

Obesitas merupakan faktor risiko untuk beberapa penyakit di masa dewasa, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe II, aterosklerosis, penyakit serebrovaskular, dll. Meningkatnya angka kejadian obesitas disebabkan oleh kebiasaan makan, konsumsi makanan cepat saji yang tinggi, gaya hidup dan pekerjaan yang kurang gerak, serta penurunan aktivitas fisik. Faktor lingkungan dan genetika berperan dalam perkembangan obesitas.

2. Gingivitis dan periodontitis (radang gusi & jaringan pendukung gigi)

Orang obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit gusi karena lemak tubuh yang berlebih dapat menghasilkan zat peradangan (seperti sitokin) yang ikut merusak jaringan gusi dan tulang pendukung gigi.

Masalah seperti dalam penelitian di Pelotas, Brazil: mereka yang obesitas lebih sering mengalami pendarahan gusi. Ini menunjukkan bahwa gingivitis pada dua gigi atau lebih berkaitan dengan obesitas, dan hubungan ini sebagian dimediasi oleh kebersihan mulut dan peradangan sistemik tingkat rendah.

3. Gigi berlubang (dental caries)

Ada bukti bahwa obesitas lebih sering dikaitkan dengan caries, terutama karena pola makan tinggi gula dan frekuensi konsumsi makanan/ minuman manis lebih tinggi. Baik anak yang kelebihan berat badan maupun obesitas memiliki prevalensi karies yang tinggi jika mereka memiliki perilaku yang buruk. Perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat dipengaruhi oleh pengetahuan. Individu yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana gaya hidup dapat memengaruhi kesehatan akan memiliki alasan yang kuat untuk mengubah perilaku tidak sehat mereka.

Telah terbukti bahwa anak-anak yang menyikat gigi dengan benar memiliki indeks karies yang lebih rendah. Menyikat gigi sebelum sarapan dan pergi ke sekolah dapat membuat rongga mulut kurang bersih setelah terpapar makanan atau minuman berkarbohidrat dalam jangka waktu tertentu di sekolah. Akibatnya, karies gigi dan bakteri dapat berkembang dan memicu demineralisasi. Selain itu, jenis kelamin dapat memengaruhi perilaku menyikat gigi di mana anak laki-laki lebih jarang melakukannya di malam hari.

Kebersihan gigi yang buruk pada waktu tidur sangat merugikan anak-anak karena dapat menurunkan pH, yang akan memicu karies. Laju saliva pada anak obesitas dapat berbeda dengan anak-anak dengan status gizi normal. Rata-rata laju aliran saliva utuh terstimulasi pada anak obesitas lebih rendah daripada anak-anak dengan berat badan normal. Laju aliran dapat berkurang saat tidur karena sebagian besar saliva yang dihasilkan adalah saliva yang tidak terstimulasi dan karena status BMI. Penurunan jumlah saliva dapat mengindikasikan risiko karies yang tinggi karena saliva berfungsi untuk melembapkan gigi yang memengaruhi lingkungan seperti pH rongga mulut, meningkatkan integritas gigi, dan berperan dalam remineralisasi gigi. Laju aliran saliva yang rendah pada anak obesitas disebabkan oleh penumpukan lemak di kelenjar parotis yang menyebabkan duktus dan asinus di parenkim kelenjar saliva membesar, sehingga mengurangi aliran saliva.

4. Kehilangan gigi dan fungsi mengunyah

Pada lanjut usia, penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kondisi gigi yang buruk (misalnya banyak gigi hilang, karies, gigi rusak) lebih berisiko mengalami obesitas atau perubahan BMI yang tidak sehat.

Alasannya: gigi yang hilang atau rusak memengaruhi kemampuan mengunyah, mengurangi variasi makanan sehat yang dikonsumsi, dan mungkin memilih makanan mudah dikunyah tapi tinggi kalori / rendah nutrisi. Dengan demikian, lansia mungkin menjadi lebih cenderung mengonsumsi makanan lunak dan mudah dikunyah, seperti makanan tinggi gula dan tinggi lemak. Namun, mereka memiliki kepadatan energi yang tinggi tetapi nilai gizi yang rendah, sehingga menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Kedua, karena masalah mengunyah, lansia dapat mengurangi asupan makanan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, yang memengaruhi kualitas diet dan keseimbangan nutrisi mereka. Akhirnya, diet yang tidak seimbang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.

5. Pengaruh pada kondisi mulut lainnya

Manifestasi oral diabetes yang paling umum adalah sindrom mulut terbakar, kandidiasis, karies gigi, dan glossodynia, sementara manifestasi periodontal meliputi abses gingiva dan periodontal multipel, pembesaran gingiva inflamasi, poket periodontal yang dalam, polip gingiva, dan gigi goyang.

6. Kesimpulan & apa yang bisa dilakukan

Obesitas bisa memberikan risiko lebih besar terhadap penyakit gusi, karies, kehilangan gigi, dan masalah fungsi mulut seperti mengunyah. Tetapi bukan hanya obesitas sendiri, melainkan gaya hidup (diet, kebiasaan kebersihan mulut, frekuensi kontrol gigi) yang sangat memengaruhi.

Pencegahan meliputi: menjaga berat badan ideal, konsumsi gula terbatas, pola makan seimbang, menyikat gigi secara rutin, kontrol ke dokter gigi secara berkala, dan memperhatikan faktor risiko sistemik lain (misalnya gula darah bila memiliki diabetes).

Sumber :
1. Dahiya P, Kamal R, Gupta R. Obesity, periodontal and general health: Relationship and management. Indian J Endocrinol Metab. 2012 Jan;16(1):88-93. doi: 10.4103/2230-8210.91200.
2. Rabiei, M., Vadiati Saberi, B., Masoudi Rad, H., & Bahre Khazan, S. A. (2017). The relationship between obesity and oral health. *Caspian Journal of Dental Research*, 6(1), 36–44.
3. Dickie de Castilhos, E., Horta, B. L., Gigante, D. P., Demarco, F. F., Peres, K. G., & Peres, M. A. (2012). Association between obesity and periodontal disease in young adults: A population‑based birth cohort. *Journal of Clinical Periodontology, 39*(8), 717‑724.
4. Sari, N. N., Hanindriyo, L., & Priyono, B. (2023). *Association between childhood obesity, oral health behavior, and dental caries in Jetis, Yogyakarta*. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 9(2).
5. Wu, K., Yin, W., Liang, X., & Yang, Z. (2025). Association of oral health status with overweight and obesity in older adults aged ≥ 65 years: Evidence from Chinese communities. BMC Public Health, 25, Article 605.

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page