Cacingan Melmiliki Dampak Buruk Pada Kesehatan Anak
dr. Fifin | 01 Sept 2025

Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus (cacing tambang). penyakit cacingan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi. Kelompok anak usia sekolah dasar adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi.
Cacingan secara kumulatif pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Cacingan juga dapat menyebabkan menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
Penularan kecacingan pada Manusia dapat dimulai bila menelan telur infektif, kemudian menetas di usus besar dan berkembang menjadi dewasa. Siklus hidup cacing lebih kurang 1 bulan. Larva yang dilepaskan dari telur di saluran cerna akan bermigrasi ke usus kecil, selanjutnya akan tumbuh menjadi cacing jantan dan betina dewasa.
Setelah membuahi cacing betina, cacing jantan akan mati dan dikeluarkan bersama tinja. Cacing betina yang gravid umumnya pada malam hari akan turun ke bagian bawah kolon dan keluar melalui anus. Telur akan diletakkan di perianal dan di kulit perineum, kadang kadang cacing betina dapat bermigrasi ke vagina. Diperkirakan setelah meletakkan telur, cacing betina kembali ke dalam usus.
Terdapat 4 cara terjadinya infeksi, yaitu
1.Langsung dari anus ke mulut, melalui tangan yang terkontaminasi oleh telur cacing.
2.Penularan pada orang yang setempat tidur dengan pasien, infeksi terjadi melalui telur yang ada di alas tempat tidur, sarung bantal, ataupun pada benda yang terkontaminasi.
3.Melalui udara, telur cacing yang berada di udara terhirup oleh orang lain (misalnya pada saat membersihkan tempat tidur).
4.Retroinfection, pada keadaan yang memungkinkan telur cacing segera menetas di kulit sekitar anus, dan larva yang keluar masuk kembali ke dalam usus melalui anus.
Gejala Klinis
1.Gatal disekitar anus terutama malam hari yang disebabkan oleh cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah anus dan vagina
2.Iritasi pada daerah anus yang dapat diikuti dengan infeksi bakteri sekunder
3.Nyeri perut atau diare termasuk gejala klinis dari cacingan. Cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus, dan hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut
4.Cacing betina gravid mengembara dan dapat bersarang di vagina dan tuba fallopii sehingga menyebabkan radang di saluran telur dan vulvovaginitis pada anak perempuan prapubertas
Penyakit cacingan dapat menyebabkan kekurangan gizi karena semua nutrisi diserap oleh cacing akan membuat perkembangan mental dan fisik anak menjadi terganggu, membuat anak menjadi mudah sakit karena penurunan sistem imunitasnya, stunting atau fisik anak menjadi lebih pendek dan kecil dari teman seusianya, berkurangnya kecerdasaan anak serta pada beberapa kasus juga dapat menyebabkan kematian pada anak.
Kematian anak akibat cacingan biasanya dikarenakan sudah terlalu banyaknya cacing di dalam tubuh si kecil, hingga membuat cacing berjelajah ke organ tubuh yang lain seperti paru-paru, otak dan lainnya.
Sebagai pencegahan penyakit dengan cara tetap menjaga hygene dan sanitasi lingkungan serta memastikan anak- anak tetap menjaga kebersihan.
Referensi:
1. https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jpmpi/article/view/6202/4591
2. https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak
3. file:///C:/Users/PC%20A28/Downloads/713-1700-1-SM.pdf