Bleaching vs Veneer
drg. Refina | 26 Mei 2025

Kerusakan gigi akibat lubang karies, trauma karena jatuh atau kecelakaan, berubah warna karena noda atau infeksi dan kelainan bentuk gigi lainnya sering terjadi dan menjadi keluhan utama banyak orang, terutama pada gigi depan. Ada beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan warna dan kerusakan pada gigi depan. Perawatan yang dapat dilakukan adalah penambalan gigi, veneer gigi maupun bleaching gigi.
Restorasi veneer bertujuan untuk memperbaiki kelainan yang ada pada gigi yang berkaitan dengan estetik dan diskolorasi. Veneer gigi terbagi menjadi dua jenis, yaitu veneer indirek yang dibuat di luar mulut dan dilekatkan ke permukaan labial/depan gigi anterior, biasanya terbuat dari bahan porselen. Veneer indirek membutuhkan waktu yang lebih lama, karena harus melalui proses pembuatan di laboratorium teknik gigi. Jenis lain adalah veneer direk yang terbuat dari bahan komposit, bisa dilakukan dalam 1 kali kunjungan tanpa laboratorium teknik gigi.
Indikasi perawatan veneer adalah untuk memperbaiki gigi yang rotasi dan di luar lengkung rahang, (2) untuk memperpanjang gigi depan, (3) untuk menutup diastema gigi, (4) untuk memperbaiki gigi yang mengalami perubahan warna, fluorosis, gigi yang non vital, pewarnaan gigi karena usia tua, (5) memperbaiki gigi yang chipping atau fraktur dan (6) memperbaiki diskolorasi ekstrim seperti akibat dari konsumsi tetrasiklin.
Bleaching gigi adalah tindakan perawatan estetika yang digunakan untuk memutihkan atau mencerahkan gigi dengan menggunakan bahan kimia seperti hidrogen peroksida atau karbamid peroksida. Bleaching terbagi menjadi 2 jenis, in office bleaching dan walking bleach.
Indikasi in office bleaching adalah staining menyeluruh pada gigi, pewarnaan karena kebiasaan merokok, usia dan diet berwarna seperti teh dan kopi, fluorosis, dan pewarnaan tetrasiklin. Kontraindikasi tindakan in office bleaching adalah adanya karies gigi dan lesi periapikal, kehamilan, dentin sensitif, retak dan dentin yang terbuka, mahkota atau restorasi yang besar pada daerah senyum, dan pasien usia lanjut dengan resesi gingiva.
Untuk bleaching internal dengan teknik walking bleach, dilakukan dengan meninggalkan campuran sodium perborate dan air pada kamar pulpa gigi yang mengalami diskolorisasi selama beberapa hari, kemudian akses kavitas ditutup dengan bahan tumpatan sementara. Bleaching internal biasanya dilakukan pada gigi dengan struktur mahkota yang relatif masih utuh.
Tindakan veneer dan bleaching mempunyai kelebihan dan keuntungan masing-masing. Dari segi durasi hasil, veneer lebih awet dibandingkan bleaching, namun dari segi biaya, veneer lebih mahal dibandingkan bleaching. Pilihan antara veneer dan bleaching tergantung pada kondisi gigi dan kebutuhan pasien. Veneer lebih cocok untuk mengatasi masalah gigi yang lebih kompleks, sedangkan bleaching lebih sesuai untuk memutihkan gigi yang memiliki noda atau kuning. Semua gigi membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan rencana perawatan.
Sumber :
1. Irmaleny. (2018). Veneer labial direk. Makassar Dent J, 10–13. https://jurnal.pdgimakassar.org/index.php/MDJ/article/view/9/8
2. Chaya, M., & Hidayat, O. T. (2021). Penatalaksanaan diskolorisasi gigi pasca perawatan endodontik dengan teknik walking bleach. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 32(3), 98-104.
3. Wahyuniwati, Jekti Nugroho, J. (2014). In office bleaching pada kasus diskolorasi ekstrinsik [Journal-article].