top of page

Berbagai penyebab ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

dr. Fifin | 10 Juni 2025

Berbagai penyebab ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) adalah penyakit menular yang paling sering dijumpai pada masyarakat diseluruh dunia. ISPA biasanya dapat menimbulkan berbagai gejala gangguan pada saluran nafas atas dan dapat sembuh sendiri pada kasus ringan sampai sedang dan dapat berkembang menjadi kronis pada kasus yang berat

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) mencakup topik luas yang melibatkan beragam patogen, virus merupakan patogen paling banyak ditemui seperti:
-Rhinovirus
-Coronavirus
-Adenovirus
-Parainfluenza virus
-Influenza virus
-Respiratory syncytial virus
-Enterovirus
-Human metapneumovirus
-Bocavirus
-Measles
-Enterovirus
Selain itu, bakteri berikut mewakili sebagian daftar patogen yang dapat menyebabkan dan berkontribusi terhadap gejala ISPA, yaitu:
-Group A beta-hemolytic Streptococcus (Streptococcus pyogenes)
Group C and G beta-hemolytic Streptococci
-Mycoplasma pneumoniae
-Moraxella cattarhalis
-Haemophilus influenzae
-Streptococcus pneumoniae

Secara umum, gejala yang dapat ditimbulkan yaitu sakit tenggorokan yang merupakan gejala paling awal, diikuti 1 hingga 2 hari kemudian dengan rinorea dan bersin. Hidung tersumbat, radang tenggorokan, dan batuk biasanya terjadi segera setelahnya. Malaise, demam ringan, mialgia, dan sakit kepala sering terjadi pada fase awal infeksi. Gejala biasanya berlangsung 7 hingga 10 hari dan batuk bisa bertahan selama beberapa minggu, hal ini dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh dan ada tidaknya penyakit penyerta.

Karena beragamnya patogen virus dan bakteri dapat menyebabkan gejala yang tumpang tindih, pendekatan diagnostik ISPA dapat menjadi target yang menantang dan terus berubah. Mayoritas kasus ISPA disebabkan oleh rhinovirus dan adenovirus dan tidak memerlukan pengujian. Namun, faktor musiman, epidemi, pandemi, usia pasien, faktor kekebalan tubuh, tingkat keparahan penyakit, dan temuan pemeriksaan dapat memengaruhi keputusan apakah pengujian diagnostik lebih lanjut diperlukan.

Pecegahan yang dapat dilakukan yaitu rutin melakukan cuci tangan menggunakan air mengalir atau hand sanitizer, mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan bergizi, vaksin influenza dan rutin berolahraga.

Referensi:
1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532961/
2. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7150086/

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page