top of page

Berbagai Klinis Kusta (Leprae)

dr.Ffin | 25 Mei 2025

Berbagai Klinis Kusta (Leprae)

Kusta adalah salah satu penyakit infeksi yang masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kusta merupakan penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks, dari segi medis dan meluas hingga masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.
Kusta atau yang disebut juga dengan penyakit hansen adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf tepi/perifer dan dapat mengenai organ tubuh lain seperti mata, mukosa saluran napas atas, otot, tulang dan testis.

Penularan kusta belum sepenuhnya diketahui, tetapi diyakini menyebar melalui saluran pernapasan. Penderita kusta yang tidak diobati biasanya mengandung banyak basil dari bakteri mycobaterium leprae. Cara penyebarannya umum, masuk ke dalam tubuh, dimulai di saluran pernapasan bagian atas. Laporan menunjukkan bahwa infeksi juga dapat terjadi melalui kulit yang terluka.

Faktor-faktor yang menyebabkan penularan penyakit kusta antara lain:
1.Kontak Dekat: Kontak langsung dengan penderita kusta secara signifikan meningkatkan kemungkinan tertular penyakit ini dibandingkan dengan populasi lainnya.
2.Paparan hewan Armadillo: Di AS bagian selatan, strain M. leprae berasal dari armadillo berpita sembilan. Meskipun belum sepenuhnya dipahami bagaimana bakteri ini ditularkan dari armadillo ke manusia.
3.Usia: Anggota masyarakat yang lebih tua lebih rentan terhadap risiko Risiko meningkat antara usia 5 hingga 15 tahun dan risiko berlanjut setelah usia 30 tahun.
4.Pengaruh Genetik: Seperti yang disebutkan sebelumnya, genetika berperan dalam respons imunologi dan menjadi salah satu faktor risiko yang relevan, terlepas dari jarak kontak.
5.Imunosupresi: Setelah sistem imun ditekan, ada peningkatan risiko tertular infeksi ini. Perkembangan kusta biasanya terjadi setelah transplantasi organ padat, kemoterapi, infeksi HIV, atau setelah pemberian agen untuk gejala rematik.

Tanda-tanda tersangka Kusta yang perlu diwaspadai;
1. Kulit
- Bercak merah atau bercak lebih terang dari sekitarnya datar atau menimbul disertai hilangnya sensasi nyeri
- Lesi yang tidak gatal
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat, mengkilap atau kering bersisik atau alis mata tidak berambut
- Bengkak atau penebalan pada wajah dan cuping telinga
- Lepuh tidak nyeri pada tangan dan kaki
2. Saraf
- Nyeri tekan dan atau sponta pada saraf
- Rasa kesmeutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau kelopak mata
- Adanya cacat (disabilitas, deformitas)
- Luka yang sulit sembuh

Dalam hal ini penegakkan diagnosis ditetapkan berdasarkan temuan satu dari tiga tandan kardinal kusta berikut ini, yaitu:
1. Kelainan kulit atau lesi yang khas kusta
2. Penebalan saraf perifer disertai gangguan fungsi saraf yang berupa;
- gangguan fungsi sensoris; anestesi
- gangguan fungsi motoris; parasesi atau paralisis otot
- gangguan fungsi otonom: kulit kering, mengkilat dan tidak berkeringat
3. Adanya basil tahan asam (BTA) pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

Prognosis kusta bergantung pada berbagai faktor yaitu stadium penyakit saat diagnosis, inisiasi pengobatan dini, akses pasien terhadap pengobatan dan kepatuhan terhadap terapi.

Referensi :
https://repository.kemkes.go.id/book/130
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559307/

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page