top of page

Autisme Spectrum Disorder (ASD)

dr. Fifin | 09 Desember 2024

Autisme Spectrum Disorder (ASD)

Defenisi
Autisme Spectrum Disorder (ASD) adalah kumpulan kondisi kelainan perkembangan yang ditandai dengan kesulitan berinteraksi sosial, masalah komunikasi verbal dan nonverbal, disertai dengan pengulangan tingkah laku dan ketertarikan yang dangkal dan obsesif

Epidemiologi
WHO memperkirakan prevalensi ASD secara internasional sebesar 0,76%; namun, angka ini hanya mencakup sekitar 16% dari populasi anak di seluruh dunia. sedangkan CDC memperkirakan sekitar 1,68% anak-anak Amerika Serikat (AS) berusia 8 tahun (atau 1 dari 59 anak) didiagnosis menderita ASD. Prevalensi ASD di AS meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2000–2002 dan 2010–2012 menurut perkiraan Autism and Developmental Disabilities Monitoring Network (ADDM).
di Indonesia sendiri dilaporkan oleh detik health Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono, pada sambutan klip video di acara Special Kids Expo (SPEKIX) 2024. mengungkapkan kejadian autisme terus meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan saat ini sekitar 2,4 juta anak Indonesia mengalami ASD

Penyebab dan Faktor Resiko terjadinya ASD
Saat ini belum ada penyebab pasti yang dapat menjelaskan terjadinya ASD namun yang telah diketahui ASD terjadi karena adanya gangguan syaraf pusat. gangguan ini diakibatkan karena kelainan struktur otak yang mungkin terjadi pada saat usia dibawah 3 bulan. Berikut beberapa faktor resiko yang berhubungan menyebabkan anak ASD
1. Konsumsi obat pada ibu menyusui Obat migrain, seperti ergotamine obat ini mempunyai efek samping yang buruk pada bayi dan mengurangi jumlah ASI.
2. Faktor Kandungan (Pranatal) dapat disebabkan oleh virus yang menyerang pada trimester pertama. Yaitu syndroma rubella.
3. Faktor Kelahiran Bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, dan lama dalam kandungan (lebih dari 9 bulan) beresiko mengidap autis.
4. Peradangan dinding usus Sejumlah anak penderita gangguan autis, umumnya, memiliki pencernaan buruk dan ditemukan adanya peradangan usus. Peradangan tersebut diduga disebabkan oleh virus.
5. Faktor Genetika Gejala autis pada anak disebabkan oleh factor turunan. Setidaknya telah ditemukan dua puluh gen yang terkait dengan autisme.
6. Keracunan logam berat Kandungan logam berat penyebab autis karena adanya sekresi logam berat dari tubuh terganggu secara genetis. Beberapa logam berat,seperti arsetik (As), antimony (Sb), Cadmium (Cd), air raksa (Hg),dan timbale (Pb), adalah racun yang sangat kuat.
7. Faktor Makanan Zat kimia yang terkandung dalam makanan sangat berbahaya untuk kandungan. Salah satunya pestisida yang terpapar pada sayuran. Diketahui bahwa pestisida mengganggu fungsi gen pada saraf pusat,menyebabkan anak autis

Dianosis
Autisme sulit untuk dideteksi karena tidak ada pemeriksaan medis khusus yang dapat mendiagnosis kondisi ini. Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan memantau perilaku dan perkembangan anak, serta menanyakan gejala yang berkaitan kepada keluarganya.
Selain itu, dokter akan menggunakan kriteria dari DSM-5 untuk membantu menegakkan diagnosis autisme. Berdasarkan DSM-5 (diagnostic and statistical manual of mental disorders edisi kelima), ciri-ciri autisme atau autis adalah:
1. Kurang dalam berkomunikasi dan interaksi sosial.
2. perilaku, minat, serta menjalani aktivitas yang berulang-ulang dan terbatas atau RRBs (restricted repetitive behaviors).
3. Autisme biasanya dapat didiagnosis mulai dari usia 18 bulan, namun tak jarang pula terdeteksi ketika anak berusia 2-3 tahun.
Meski begitu, kondisi autisme pada beberapa anak terkadang tidak terdiagnosis hingga mereka menginjak remaja atau dewasa. Akibatnya, mereka tidak bisa mendapatkan penanganan lebih dini.

Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK332891/
file:///C:/Users/PC%20A28/Downloads/11944-23346-1-SM.pdf
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7336606/wamenkes-ungkap-2-4-juta-anak-di-indonesia-idap-autisme
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1631/autisme

bottom of page