top of page

Apakah Gigi Berlubang Bisa Sembuh Tanpa Ditambal?

drg. Refina | 06 November 2025

Apakah Gigi Berlubang Bisa Sembuh Tanpa Ditambal?

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan dan perlu dijaga dengan baik. Namun, kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dalam The World Oral Health Report, sekitar 90% penduduk Indonesia masih mengalami penyakit gigi dan mulut (Anggow et al., 2017). Sementara itu, hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 57,6% masyarakat Indonesia memiliki masalah pada gigi dan mulut, dan hanya 10,2% di antaranya yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi. Pada tahun 2018, prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 88,8%.

Astuti (2013, dikutip dalam Anang & Robibi, 2021) menjelaskan bahwa tingginya angka penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh berbagai faktor, terutama kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam menjaga kebersihan gigi. Padahal, karies gigi dapat dicegah agar tidak berkembang menjadi lebih parah. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan sehari-hari, menghindari makanan tinggi gula, karbohidrat, dan kariogenik, serta menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan teknik yang benar (Tarigan dikutip dalam Efendi Rahayu et al., 2018).

Salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi akibat karies adalah dengan melakukan penambalan, yang bertujuan mengembalikan bentuk dan fungsi gigi agar dapat digunakan secara optimal. Jika karies tidak segera ditangani, kerusakan dapat meluas hingga mencapai pulpa yang berisi saraf serta pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan berisiko menyebabkan kematian jaringan gigi (Keumala, 2020). Faot (2019) menambahkan bahwa penambalan gigi juga berfungsi untuk memulihkan kemampuan mengunyah dan berbicara, melindungi bagian gigi yang masih sehat, mencegah kehilangan gigi akibat karies, serta memperbaiki penampilan pasien. Apabila gigi berlubang tidak segera dirawat, lubang tersebut dapat menjadi jalur masuk bagi bakteri ke jaringan di bawah gigi, yang kemudian menimbulkan infeksi berupa periodontitis apikalis atau peradangan pada jaringan di sekitar ujung akar gigi. Kondisi ini, bila dibiarkan, dapat berkembang menjadi abses periapikalis, granuloma, atau kista gigi yang disertai rasa nyeri. Dalam kasus yang lebih parah, terutama pada individu dengan daya tahan tubuh rendah, infeksi dapat menyebar lebih luas hingga menyebabkan cellulitis atau osteomyelitis pada tulang rahang, bahkan meluas ke area wajah, leher, dan dada (Ramadhan, 2010).

Pencabutan gigi sebaiknya menjadi pilihan terakhir, yakni ketika gigi sudah tidak dapat dipertahankan. Setelah pencabutan, disarankan segera membuat gigi tiruan agar keseimbangan fungsi rongga mulut tetap terjaga. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan juga penting dilakukan.

Sebagai kesimpulan, gigi yang berlubang tidak bisa sembuh tanpa perawatan penambalan. Pencabutan gigi tidak direkomendasikan kecuali kondisi gigi sudah tidak dapat dipertahankan. Jika karies masih terbatas pada enamel atau dentin, sebaiknya segera dilakukan penambalan. Namun, bila kerusakan telah mencapai pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran akar sebelum dilakukan tindakan lanjutan seperti penambalan atau pemasangan mahkota tiruan.

Sumber :
1. RSGM Maranatha. (2021, 22 Juni). Gigi berlubang: Ditambal atau dicabut?https://rsgm.maranatha.edu/2021/06/22/gigi-berlubang-ditambal-atau-dicabut/
2. Imasari, D. A. F., Hadi, S., & Prasetyowati, S. (2022). Pengetahuan tentang penambalan gigi siswa kelas V SDN Bringinbendo 1 Kabupaten Sidoarjo tahun 2021. Indonesian Journal of Health and Medical, 2(4).

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page