Apakah Benar Kopi menyebabkan Hipertensi?

Kopi telah menjadi bagian dari makanan manusia selama sekitar 1.000 tahun.
Kebiasaan minum kopi pada masyarakat Indonesia sudah dilakukan secara turun-temurun. Pengaruh kopi terhadap hipertensi masih kontroversial namun secara historis mengkonsumsi kopi cenderung dianggap memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan oleh adanya komponen senyawa kimia yaitu kafein.
Senyawa kafein memiliki sifat yang antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin merupakan neuromodulator yang mempengaruhi peningkatan aktifitas sejumlah fungsi pada susunan saraf pusat dalam memproduksi adrenalin. Hal ini berdampak pada kejadian vasokonstriksi dan dapat meningkatkan total resistensi perifer yang akan mengakibatkan tekanan darah naik.
Terdapat beberapa perbedaan pendapat terkait kopi yang dapat menyebabkan hipertensi, dikutip dari Harvard Health Publishing; Setelah meneliti beberapa pendapat yang berbeda ini, para ilmuwan dari Swiss dan Amerika Serikat memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap 15 sukarelawan. Tak satu pun subjek (sukarelawan) memiliki orang tua yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan semuanya adalah orang sehat yang bukan perokok; hanya enam orang yang biasa minum kopi.
Para peneliti memantau tekanan darah, detak jantung, dan sistem saraf simpatik setiap sukarelawan dalam empat kondisi: 1. sebelum dan sesudah minum triple espresso, 2. sebelum dan sesudah minum triple espresso tanpa kafein, 3. sebelum dan 4. sesudah menerima 250 mg kafein melalui suntikan intravena, dan sebelum dan setelah plasebo intravena (larutan garam).
Dan hasil penelitian tersebut adalah meskipun kadar kafein dalam darah meningkat pada tingkat yang sama pada semua subjek, tidak semua subjek mengalami peningkatan tekanan darah. Faktanya, espresso tidak meningkatkan tekanan darah pada orang yang biasa minum kopi tetapi espresso dapat meningkatkan tekanan sistolik rata-rata sebesar 13 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 7 mmHg pada subjek yang bukan peminum kopi.

Studi ini membantu menjelaskan mengapa penilitian sebelumnya menghasilkan hasil yang bervariasi. Kopi memang meningkatkan tekanan darah pada orang yang tidak terbiasa minum kopi tetapi tidak pada peminum kopi biasa. Efek hipertensi dari kopi tampaknya bergantung pada bahan selain kafein. Peminum kopi biasa menjadi terbiasa dengan bahan-bahan ini sehingga tekanan darah mereka tidak meningkat lebih dari satu atau dua poin, namun orang-orang yang tidak terbiasa dengan kopi akan mengalami peningkatan sementara tekanan darah mereka setelah meminum kopi biasa atau tanpa kafein.

didukung oleh hasil penelitian yang di publish di jurnal NEJM pada Juni 2024 penelitian dilakukan dengan studi kohort prospektif di Italia terhadap 1400 peserta yang dikelompokkan berdasarkan konsumsi kopi harian: tidak menkonsumsi kopi, sedang (1–2 cangkir), atau berat (≥3 cangkir). Penyelidik mengumpulkan pembacaan tekanan darah di kantor, rumah, dan rawat jalan 24 jam untuk setiap peserta pada awal dan setelah 10 tahun.
Hasil nya menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara teratur tidak menyebabkan perbedaan tekanan darah atau kejadian hipertensi yang bermakna secara klinis. Pasien dapat diyakinkan bahwa kebiasaan minum kopi setiap hari tidak akan mempengaruhi tekanan darah mereka. Selain itu, studi observasional besar baru-baru ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi tidak dikaitkan dengan risiko berlebihan aritmia jantung.

Dapat diambil kesimpulan bahwa kopi tidak menyebabkan hipertensi, tapi sobat satria juga harus tetap menghindari faktor-faktor resiko lainnya yang sudah terbukti dapat menyebabkan hipertesi.


Referensi :
https://www.jwatch.org/na57682/2024/06/27/does-coffee-raise-blood-pressure-or-risk-hypertension
https://www.health.harvard.edu/heart-health/coffee_and_your_blood_pressure
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id/index.php/FHJ/article/download/140/71/
https://lib.fkm.ui.ac.id/detail?id=137567&lokasi=lokal
https://journals.lww.com/jhypertension/fulltext/2024/06000/habitual_coffee_consumption_and_office,_home,_and.21.aspx