🩺 Myopia (Rabun Jauh)
dr. Nanda | 30 Oktober 2025

Definisi
Myopia atau rabun jauh merupakan kelainan refraksi di mana bayangan benda jatuh di depan retina, sehingga objek jauh tampak kabur, sedangkan objek dekat terlihat jelas. Kondisi ini disebabkan oleh perpanjangan aksial bola mata atau peningkatan kekuatan pembiasan kornea/lensa.
Epidemiologi
Prevalensi myopia terus meningkat secara global dan kini menjadi salah satu penyebab gangguan penglihatan tersering di dunia.
WHO memperkirakan 50% populasi dunia akan mengalami myopia pada tahun 2050.
Kasus meningkat tajam di Asia Timur, terutama pada anak dan remaja akibat pola hidup dengan paparan layar tinggi dan aktivitas luar ruangan yang rendah.
Etiologi dan Faktor Risiko
Myopia terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
🧬 Faktor genetik:
Riwayat keluarga myopia meningkatkan risiko hingga 2–3 kali lipat.
Beberapa gen seperti PAX6, GJD2, dan ZNF644 telah dikaitkan dengan perkembangan myopia.
🌍 Faktor lingkungan:
Aktivitas jarak dekat berlebihan (membaca, gadget).
Kurang paparan cahaya alami.
Pola tidur buruk dan stres visual kronik.
Usia muda: paling sering mulai muncul usia sekolah (6–12 tahun).
Patofisiologi
Myopia terjadi karena perubahan anatomi dan fisiologi sistem optik mata:
Perpanjangan aksial bola mata (axial elongation):
Penyebab paling umum.
Panjang bola mata melebihi normal (lebih dari 24 mm), menyebabkan fokus cahaya jatuh di depan retina.
Proses ini melibatkan regulasi pertumbuhan sklera oleh sinyal biokimia dari retina.
Peningkatan kekuatan refraktif kornea atau lensa:
Kornea terlalu cembung atau indeks refraksi lensa meningkat.
Peran dopamin retina:
Paparan cahaya alami merangsang produksi dopamin di retina yang menghambat pertumbuhan bola mata.
Kurang cahaya → penurunan dopamin → elongasi bola mata → myopia.
Gangguan umpan balik visual:
Aktivitas melihat jarak dekat terus-menerus membuat sistem optik beradaptasi, memicu sinyal pertumbuhan aksial.
Gejala Klinis
Penglihatan jauh kabur, dekat tetap jelas.
Sering memicingkan mata untuk melihat jauh.
Sakit kepala atau ketegangan mata setelah membaca.
Kesulitan melihat papan tulis (pada anak sekolah).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan refraksi:
Visus Test (Snellen chart): Menilai ketajaman penglihatan.
Retinoskopi atau Autorefraktometri: Menentukan derajat kelainan refraksi.
Oftalmoskopi: Mengevaluasi retina, terutama bila myopia tinggi (risiko degenerasi retina).
Biometri okular: Mengukur panjang aksial bola mata.
Derajat Myopia
Ringan: ≤ -3.00 D
Sedang: -3.00 D s/d -6.00 D
Berat (High Myopia): > -6.00 D
Penatalaksanaan
Tujuan terapi adalah memperbaiki ketajaman penglihatan dan mencegah progresivitas.
1. Koreksi Refraksi
Kacamata minus (lensa divergen): Koreksi paling umum.
Lensa kontak: Alternatif untuk pasien yang tidak nyaman memakai kacamata.
2. Terapi Farmakologis
Atropin tetes dosis rendah (0.01–0.05%) terbukti memperlambat progresi myopia pada anak.
3. Terapi Non-Farmakologis
Orthokeratology (Ortho-K): Lensa kontak khusus yang dipakai malam hari untuk membentuk ulang kornea sementara.
Peningkatan aktivitas luar ruangan: Paparan cahaya alami minimal 2 jam/hari dapat mengurangi risiko progresi.
4. Tindakan Bedah
LASIK, PRK, SMILE: Mengubah bentuk kornea untuk memperbaiki fokus cahaya.
Indikasi: pasien dewasa dengan refraksi stabil ≥ 1 tahun.
Komplikasi Myopia Tinggi
Ablasi retina
Degenerasi makula miopik
Retinoschisis
Glaukoma
Katarak dini
Pencegahan
Aktivitas luar ruangan minimal 2 jam/hari.
Batasi waktu layar (maks. 2 jam/hari untuk anak usia sekolah).
Gunakan aturan 20-20-20 saat membaca atau bekerja dengan layar.
Pemeriksaan mata rutin tiap 6–12 bulan.
Prognosis
Myopia ringan hingga sedang umumnya memiliki prognosis baik dengan koreksi yang sesuai.
Namun high myopia berisiko menyebabkan komplikasi retina yang dapat mengancam penglihatan permanen.
Daftar Pustaka:
World Health Organization. World Report on Vision. Geneva: WHO; 2019.
Holden BA, et al. Global Prevalence of Myopia and High Myopia and Temporal Trends from 2000 through 2050. Ophthalmology. 2016;123(5):1036–1042.
Morgan IG, et al. Myopia. Lancet. 2012;379(9827):1739–1748.
Dolgin E. The Myopia Boom. Nature. 2015;519(7543):276–278.
American Academy of Ophthalmology. Myopia and How to Prevent It. 2023.
Walline JJ, et al. Interventions to Slow Progression of Myopia in Children. Cochrane Database Syst Rev. 2020;1(1):CD004916.