🩺 HORDEOLUM (BINTITAN)
dr. Nanda | 9 Oktober 2025

1. Definisi
Hordeolum adalah peradangan akut pada kelenjar di tepi kelopak mata, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah “bintitan” dan dapat terjadi pada bagian luar atau dalam kelopak mata.
Terdapat dua jenis hordeolum:
Hordeolum eksterna (luar): mengenai kelenjar Zeis atau Moll di tepi kelopak mata.
Hordeolum interna (dalam): mengenai kelenjar Meibom (kelenjar tarsal) yang terletak lebih dalam pada kelopak mata.
2. Epidemiologi
Hordeolum merupakan salah satu infeksi kelopak mata paling sering, dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering pada individu dengan kebersihan mata yang kurang, penggunaan kosmetik berlebihan, atau penyakit kulit seperti blefaritis kronis dan rosasea.
3. Etiologi
Penyebab tersering adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus.
Faktor predisposisi meliputi:
Kebersihan mata yang buruk
Manipulasi mata (mengucek, penggunaan lensa kontak)
Blefaritis kronik
Diabetes mellitus
Penurunan imunitas
4. Patofisiologi
Infeksi dimulai saat bakteri S. aureus masuk ke folikel rambut bulu mata (pada hordeolum eksterna) atau ke kelenjar Meibom (pada hordeolum interna).
👉 Tahapan proses peradangan:
Invasi bakteri:
Bakteri menembus epitel kelenjar dan memicu respon imun lokal.
Respon inflamasi akut:
Terjadi infiltrasi neutrofil ke area infeksi, melepaskan enzim proteolitik yang menyebabkan destruksi jaringan lokal.
Pembentukan abses:
Akumulasi neutrofil dan debris jaringan membentuk abses kecil di dalam kelenjar.
Manifestasi klinis:
Timbul benjolan merah nyeri, edema, dan rasa hangat di kelopak mata. Pada beberapa kasus, abses dapat pecah spontan dan mengeluarkan nanah.
Penyembuhan:
Setelah drainase alami, inflamasi mereda dan jaringan mengalami regenerasi. Bila tidak sembuh sempurna, dapat berkembang menjadi kalazion (peradangan kronis non-infeksi) akibat sumbatan kelenjar meibom.
5. Gejala Klinis
Benjolan merah nyeri di kelopak mata
Pembengkakan lokal
Rasa nyeri tekan
Kadang keluar sekret purulen
Epifora (air mata berlebih)
6. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis:
Inspeksi: terlihat benjolan eritematous di tepi kelopak mata.
Palpasi: terasa nyeri dan hangat.
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang kecuali bila infeksi berulang atau tidak membaik, untuk menyingkirkan penyebab lain seperti kalazion atau neoplasma.
7. Penatalaksanaan
Kompres hangat 3–4 kali sehari untuk membantu drainase abses.
Salep antibiotik topikal seperti gentamisin atau eritromisin pada kelopak mata terinfeksi.
Antibiotik sistemik bila infeksi meluas (misalnya amoksisilin-klavulanat atau cefaleksin).
Insisi dan drainase bila abses besar atau tidak membaik dalam beberapa hari.
Edukasi untuk tidak memencet benjolan dan menjaga kebersihan mata.
8. Pencegahan
Hindari menyentuh atau mengucek mata dengan tangan kotor.
Rutin membersihkan kelopak mata, terutama pada pengguna make-up.
Ganti kosmetik mata secara berkala.
Kendalikan penyakit sistemik seperti diabetes.
9. Prognosis
Prognosis umumnya baik. Sebagian besar hordeolum dapat sembuh spontan dalam 7–10 hari dengan terapi konservatif. Komplikasi jarang, namun dapat berupa kalazion atau selulitis orbita bila infeksi meluas.
🔬 Sumber Jurnal & Referensi
Lindsley K, Nichols JJ, Dickersin K. Non-surgical interventions for acute internal hordeolum. Cochrane Database Syst Rev. 2013;(4):CD007742.
American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course: External Disease and Cornea. 2023–2024 Edition.
Al-Faky YH. Eyelid disorders: diagnosis and management. Middle East Afr J Ophthalmol. 2020;27(2):65–73.
Mahajan VM. Pathogenesis and management of stye (hordeolum). Indian J Ophthalmol. 2017;65(4):301–306
Wladis EJ, Bradley EA, Bilyk JR. Infectious and inflammatory eyelid disorders. Ophthalmology. 2022;129(8):e41–e52.