🩺 FURUNKEL (BISUL)
dr.Nanda | 25 Oktober 2025

1. Definisi
Furunkel atau bisul adalah infeksi bakterial akut pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya, yang ditandai dengan benjolan nyeri, kemerahan, dan berisi nanah. Bila beberapa furunkel bergabung membentuk abses yang lebih besar dan dalam, disebut karbunkel.
2. Etiologi
Penyebab tersering adalah Staphylococcus aureus, termasuk strain resisten methicillin (MRSA).
Faktor predisposisi antara lain:
Kebersihan kulit yang kurang
Luka kecil pada kulit (mis. akibat garukan)
Hipersekresi kelenjar sebasea
Kondisi medis seperti diabetes mellitus, imunosupresi, atau obesitas
3. Patofisiologi
Kolonisasi kulit:
S. aureus merupakan flora normal kulit yang dapat masuk ke folikel rambut melalui mikrotrauma atau gesekan.
Invasi folikel rambut:
Bakteri masuk ke folikel rambut dan berkembang biak → menimbulkan reaksi inflamasi akut.
Respon inflamasi lokal:
Aktivasi sel imun (neutrofil, makrofag) menyebabkan:
Pelepasan mediator inflamasi (IL-1, TNF-α)
Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler
→ timbul eritema, panas, dan edema lokal
Pembentukan abses:
Akumulasi neutrofil mati, bakteri, dan debris jaringan membentuk pus (nanah).
Folikel rambut mengalami nekrosis di tengah lesi → terbentuk inti nekrotik (core).
Penyebaran:
Bila infeksi menembus dermis dan subkutis → terbentuk karbunkel.
Bila penyebarannya hematogen, dapat menyebabkan bakteremia atau abses sekunder di organ lain, meski jarang.
4. Manifestasi Klinis
Benjolan merah dan nyeri di kulit, terutama di area berbulu (leher, ketiak, bokong, paha, wajah)
Tanda peradangan lokal: eritema, hangat, nyeri tekan, dan bengkak
Dalam beberapa hari, muncul pustula atau titik putih di tengah lesi
Kadang disertai demam ringan dan malaise bila infeksi lebih berat
Bila banyak dan berulang → disebut furunkulosis
5. Diagnosis
Diagnosis umumnya klinis, berdasarkan:
Lesi kulit khas dengan pusat nekrotik dan nanah
Riwayat infeksi berulang
Pemeriksaan laboratorium bila perlu:
Kultur nanah → identifikasi S. aureus dan uji resistensi
Glukosa darah → skrining diabetes
Hitung leukosit → leukositosis ringan pada kasus luas
6. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
Kompres hangat 3–4x/hari → membantu drainase spontan
Jaga kebersihan kulit dan hindari memencet lesi
Bila nyeri → analgesik/antipiretik seperti paracetamol atau ibuprofen
b. Terapi medikamentosa
Topikal:
Mupirosin 2% atau Asam fusidat 2% 2–3x/hari bila lesi kecil dan belum bernanah banyak.
Sistemik (bila besar, multipel, atau dengan gejala sistemik):
Antibiotik sesuai resep dokter
Drainase bedah: bila sudah terbentuk abses besar atau tidak membaik dengan antibiotik
c. Terapi tambahan
Evaluasi faktor risiko: kontrol gula darah, imunitas, dan kebersihan pribadi.
Pada furunkulosis kronis, pertimbangkan eradikasi nasal carrier S. aureus dengan mupirosin intranasal.
7. Pencegahan
Menjaga kebersihan diri dan pakaian
Hindari berbagi handuk atau alat pribadi
Rawat luka kecil segera
Kontrol penyakit kronis seperti diabetes
Edukasi pasien untuk tidak memencet bisul sendiri
8. Prognosis
Prognosis umumnya baik, terutama bila diobati dengan tepat.
Komplikasi jarang, namun dapat berupa:
Karbunkel (infeksi menyebar lebih dalam)
Selulitis
Abses multipel atau bakteremia pada pasien imunokompromais
📚 Daftar Pustaka
World Health Organization (WHO). Skin infections: Prevention and management in primary health care. Geneva: WHO; 2023.
https://www.who.int/publications
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Staphylococcus aureus infection: Overview and treatment. Atlanta, GA: CDC; 2024.
https://www.cdc.gov/staphylococcus
James WD, Elston DM, Treat JR, Rosenbach MA, Neuhaus IM. Andrews’ Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 14th ed. Philadelphia: Elsevier; 2022.
Bennett JE, Dolin R, Blaser MJ. Mandell, Douglas, and Bennett’s Principles and Practice of Infectious Diseases. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2023.
Habif TP. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 7th ed. Philadelphia: Elsevier; 2021.