top of page

💤 Insomnia: Saat Tidur Menjadi Perjuangan

dr.Nanda | 24 Oktober 2025

💤 Insomnia: Saat Tidur Menjadi Perjuangan

🔹 Apa Itu Insomnia?
Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak nyenyak, meskipun sudah memiliki waktu dan kesempatan yang cukup untuk beristirahat.
Kondisi ini bisa bersifat akut (sementara) atau kronis (berlangsung lebih dari tiga bulan) dan sering kali berdampak pada aktivitas harian, konsentrasi, serta kesehatan mental seseorang.

🔹 Patofisiologi Insomnia
Insomnia melibatkan disregulasi sistem saraf pusat yang mengatur siklus tidur dan bangun (sleep–wake cycle).
Beberapa mekanisme yang berperan antara lain:
🧠 Hiperaktivitas sistem arousal otak
Pada penderita insomnia kronis, terjadi aktivasi berlebihan sistem saraf simpatis dan korteks otak, bahkan saat beristirahat.
Akibatnya, kadar hormon stres seperti kortisol dan adrenalin tetap tinggi pada malam hari, membuat tubuh “siaga” dan sulit tertidur.
🧩 Gangguan keseimbangan neurotransmiter
Penurunan aktivitas GABA (gamma-aminobutyric acid), neurotransmiter yang bersifat menenangkan, serta peningkatan oreksin, norepinefrin, dan dopamin menyebabkan otak tetap aktif saat seharusnya istirahat.
🌙 Disfungsi ritme sirkadian
Ritme biologis tubuh yang diatur oleh suprachiasmatic nucleus (SCN) di hipotalamus terganggu akibat faktor lingkungan (misalnya cahaya berlebih, shift kerja, atau penggunaan gadget malam hari).
Hal ini menunda pelepasan hormon melatonin, yang berperan dalam memicu rasa kantuk.
❤️ Faktor psikologis dan perilaku
Stres, kecemasan, dan kebiasaan berpikir negatif (“takut tidak bisa tidur”) memperkuat aktivasi sistem arousal, menciptakan siklus insomnia yang berulang.
Singkatnya, insomnia bukan sekadar “tidak bisa tidur”, tetapi hasil dari interaksi kompleks antara biologis, psikologis, dan perilaku.


🔹 Penyebab & Faktor Risiko
Insomnia dapat disebabkan oleh:
Stres atau tekanan emosional
Penggunaan kafein, rokok, alkohol
Nyeri kronis, gangguan tiroid, asma, atau menopause
Pola tidur tidak teratur & kebiasaan layar malam
Gangguan mental seperti depresi dan kecemasan

Menurut WHO, insomnia merupakan salah satu keluhan tersering di layanan primer, dan sering kali berhubungan dengan kondisi medis atau psikiatrik lain yang perlu ditangani bersamaan.

🔹 Dampak Insomnia terhadap Kesehatan
Kurang tidur kronis dapat menyebabkan:
Tekanan darah tinggi
Gangguan imunitas
Penurunan daya ingat & konsentrasi
Risiko diabetes dan obesitas meningkat
Gangguan mood seperti depresi & kecemasan


🔹 Penatalaksanaan Insomnia
Pendekatan awal: non-farmakologis
✅ Terapkan sleep hygiene (kebersihan tidur)
📵 Hindari layar & cahaya terang 1 jam sebelum tidur
☕ Batasi kafein/rokok/alkohol malam hari
💡 Ciptakan kamar gelap, tenang, & sejuk
🛏️ Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur
Jika tidak membaik:
Terapi perilaku seperti Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia (CBT-I) sangat direkomendasikan karena memperbaiki pola tidur dan menurunkan aktivitas arousal otak tanpa efek ketergantungan.
Penggunaan obat tidur hanya sementara dan di bawah pengawasan dokter.


🔹 Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasi bila:
Sulit tidur >3 malam/minggu selama ≥1 bulan
Sudah mengganggu aktivitas atau emosi
Perlu obat tidur terus-menerus
Disertai cemas berat atau penyakit kronis


🔹 Kesimpulan
Insomnia adalah gangguan kompleks akibat ketidakseimbangan antara sistem tidur dan sistem bangun di otak, dipicu oleh stres, kebiasaan, atau gangguan medis tertentu.
Dengan mengenali penyebab dan memperbaiki gaya hidup, sebagian besar kasus insomnia dapat ditangani tanpa obat.
Tidur yang cukup bukan kemewahan — melainkan kebutuhan vital untuk kesehatan tubuh dan pikiran. 🌙


📚 Daftar Pustaka
Edinger JD, Sampson WS. Efficacy of cognitive behavioral therapy for insomnia: A randomized controlled trial. J Consult Clin Psychol. 2003;71(4):771-779. doi:10.1037/0022-006X.71.4.771

Akbari S, Kamalifard M, Zarei S, Hoseini BL. The effect of sleep hygiene education and relaxation exercises on insomnia among postmenopausal women: A randomized clinical trial. J Caring Sci. 2018;7(1):21-26. doi:10.15171/jcs.2018.004

Morin CM, Colecchi C, Stone J, Sood R, Brink D. Behavioral and pharmacological therapies for late-life insomnia: A randomized controlled trial. JAMA. 1999;281(11):991-999. doi:10.1001/jama.281.11.991

Zhang Y, Li X, Zhang H, Zhao Y. Effects of sleep hygiene education for insomnia: A systematic review and meta-analysis. Sleep Med Rev. 2024;75:101807. doi:10.1016/j.smrv.2024.101807

World Health Organization (WHO). Insomnia: Key facts and management in primary health care. Geneva: WHO; 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/insomnia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Ditjen P2P, Kemenkes RI; 2022. https://p2p.kemkes.go.id

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page