top of page

Dampak Bahaya Polusi Bagi Kulit dan Pencegahannya

dr. Poppy Permata Putri, 30 September 2023
p_headline_9-penyebab-pencemaran-udara-beserta-sol-33fac1.jpg

Polusi udara merupakan silent killer generasi saat ini. Pada tahun 2019 WHO menyebutkan bahwa polusi udara di dalam ruangan dan di luar ruangan merupakan penyebab gangguan kesehatan lingkungan terbesar pada manusia. Polusi udara, menurut WHO, adalah adanya kontaminasi bahan kimia, bahan fisik, ataupun biologi terhadap lingkungan yang mempengaruhi karakteristik alami atmosfir udara. Polusi udara terdiri dari campuran partikel dan gas yang mencapai konsentrasi membahayakan baik di lingkungan dalam rumah ataupun luar rumah.

​

Sumber polusi udara dapat dari kejadian alam seperti erupsi gunung api, kebakaran hutan, pembusukan biologis, serbuk sari, serta material radioaktif; ataupun akibat campur tangan manusia seperti polusi pabrik, asap kendaraan, asap peralatan rumah tangga, pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas agrikultur. Polutan dari kebanyakan masalah kesehatan adalah karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida.

           

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KULIT

Polusi udara diketahui memiliki peranan dalam meningkatkan angka kejadian penyakit kulit yang sering terjadi di masyarakat. Permukaan kulit bersentuhan langsung dengan atmosfir udara. Polutan berakumulasi pada permukaan kulit, kemudian diserap langsung oleh kulit ke dalam jaringan subkutan ataupun diserap oleh folikel rambut dan kelenjar keringat/minyak, terhirup, tertelan, dan kemudian beredar dalam plasma darah dan juga masuk ke lapisan kulit yang paling dalam. Akhirnya polusi udara ini akan memicu terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan serangkaian proses biologi yang kompleks mengarah pada kerusakan gen. Efek ini diperberat dengan kombinasi polusi dan paparan sinar matahari. Polutan terbanyak yang berdampak ke kulit adalah sinar ultraviolet, polycyclic aromatic hydrocarbons, senyawa organic yang mudah menguap (VOC), nitrogen oksida, asap rokok, logam berat dan arsenic.

​

 Paparan berulang dan sering oleh polutan ini memengaruhi kulit, menyebabkan penuaan dini, melasma, solar lentigo, serta meningkatkan kejadian dermatitis atopic, psoriasis, kanker kulit, dan jerawat.

 

1. Penuaan Dini

Selama berpuluh-puluh tahun diketahui paparan asap dapat menyebabkan penuaan dini. Studi epidemiologis menunjukkan hubungan langsung antara paparan polusi dengan dampaknya pada penuaan kulit seperti kerutan ataupun bercak-bercak kehitaman. Sinar ultraviolet juga diketahui merupakan penyebab utama penuaan dini

​

2. Lentigo

Lentigo adalah bercak bewarna coklat berukuran kecil yang biasanya ditemukan di wajah, tangan, dan dada. Solar lentigo merupakan akibat dari gangguan pada pigmentasi kulit dan tanda dari penuaan dini.

​

3. Melasma

Melasma adalah hiperpigmentasi bewarna coklat gelap pada kulit yang jinak, bentuknya ireguler, dan tersebar simetris pada wajah, namun terkadang juga bisa ditemukan di leher, dada, dan bahu. Penyebab melasma adalah faktor genetik, hormon, dan terpenting radiasi sinar ultraviolet. Studi terbaru menunjukkan polusi udara memicu hiperpigmentasi pada kulit dan kemudian menjadi faktor risiko berkembangnya melasma.

​

4. Dermatitis atopi

Dermatitis atopi adalah penyakit kulit kronis yang sering ditemukan, bersifat heterogen, berbentuk eksim yang biasanya muncul saat bayi atau masa awal kanak-kanak dan menetap bertahun-tahun. Polusi udara dapat menyebabkan eksaserbasi dermatitis atopi.

​

5. Psoriasis

Kadmium, polutan yang ditemukan pada pabrik baterai dan televisi serta industri penerbangan, merupakan salah satu polutan udara yang diketahui mempengaruhi terjadinya psoriasis. Paparan cadmium pada lingkungan disinyalir mempengaruhi imunitas, dan juga dapat memperburuk psoriasis.

​

6. Jerawat

Berbagai studi menunjukkan bahwa hubungan antara peningkatan polutan udara dengan meningkatnya kejadian jerawat radang. Polusi menyebabkan meningkatnya produksi sebum (minyak) pada kulit

​

7. Kanker kulit

Polusi meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Radiasi ultraviolet (polutan fisik) merupakan faktor penyebab utama kebanyakan kanker kulit pada manusia. Sinar UV menekan imunitas kulit dan menyebabkan toksisitas pada gen. Beberapa polutan tertentu seperti arsenic juga bersifak karsinogenik (menyebabkan kanker).

 

BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?

Mengontrol polusi udara merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Kejadian alam seperti erupsi gunung api atau kebakaran hutan merupakan hal yang sulit untuk diprediksi dan dicegah, namun kita dapat mengontrol polusi akibat ulah manusia. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum, menggunakan bahan bakar rendah sulfur, memindahkan lokasi pabrik ke area yang jauh dari tempat tinggal penduduk, perkembangan teknologi mesin industry baru yang le bih ramah lingkungan, tidak membakar sampah sembarangan., tidak merokok, dan tidak menggunakan kayu untuk memasak dan menghangatkan makanan. Selain beberapa pencegahan terhadap terjadinya polusi diatas juga perlu ditunjang dengan proteksi diri dari berbagai efek polusi, contohnya dengan cara:

1.Diet

Mengonsumsi air sesuai kebutuhan tubuh dapat mengencerkan toksin dalam aliran darah. Anjuran konsumsi air putih yang dianjurkan untuk dewasa adalah 2 L sehari.

​

2. Antioksidan

Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi udara yang masuk ke dalam tubuh. Mengonsumsi makanan yang tinggi antioksidan seperti buah-buahan, sayuran, gandum utuh, kacang-kacangan, olive oil, ikan dan daging unggasataupun suplemen yang mengandung vit B, vit C, vit E, omega 3, betakaroten, selenium koenzim Q10, the hijau, dan asam lipoat direkomendasikan untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat polusi

​

3. Menjaga Kesehatan kulit

Membersihkan kulit 2x sehari dengan sabun yang sesuai merupakan akar utama dari perawatan kulit antipolusi. Hal ini terjadi karena polusi udara dapat melemahkan barrier alami kulit sehingga kulit lebih rentan terhadap sinar UV, dan munculnya kulit kering, kerutan, dan hiperpigmentasi. Melindungi kulit dengan sunscreen, memakai pelembab yang mengandung antioksidan seperti vit A, niacinamide, vit C, vit E, the hijau, koenzim Q10, dan resveratrol juga proteksi yang penting untuk dilakukan.

 

4. Menjauhi area yang ada asap atau polusi

Cara utama untuk melindungi diri dari dampak bahaya polusi tentu dengan menjauhi area yang banyak asap dan polusi, seperti menghindari jalanan ramai dan macet, berada di sekitar lokasi pabrik, dll.

​

5. Penggunaan Airpurifier

Air purifier merupakan mesin elektronik yang mampu membersihkan udara dari partikel atau zat-zat berbahaya yang ada di dalam ruangan. Dengan menyaring partikel halus, mesin pembersih udara tersebut bisa membantu mengurangi polusi udara dan mencegah masalah kesehatan.

​

6. Penggunaan masker untuk individu risiko tinggi terpapar polutan (seperti polisi lalu lintas, dll)

 Masker medis dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap partikel-partikel polusi udara, terutama dalam kondisi lingkungan yang sangat terkontaminasi. Efektivitas masker medis akan tergantung pada jenis partikel polusi udara dan model masker yang digunakan.

​

Referensi:

Puri P, Nandar SK, Kathuria S, Ramesh V. Effects of air pollution on the skin: A review. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2017;83:415-23

Puri P, Nandar SK, Kathuria S, Ramesh V. Effects of air pollution on the skin: A review. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2017;83:415-23

Roberts W. Air pollution and skin disorders. International Journal of Women’s Dermatology 7 (2021) 91–97

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page