top of page

Yuk!! Deteksi Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini

dr. Poppy Permata Putri, 9 September 2023
asian-mother-is-measuring-her-daughter-s-height.jpg

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan  anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif.  Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya. Setiap keluarga tentu mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal, namun seringkali orangtua tidak menyadari saat anaknya mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Untuk itu, orang tua perlu selalu memantau tumbuh kembang anak-anaknya. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara melakukan stimulasi yang memadai serta deteksi dini tumbuh kembang anak.

 

DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh

 

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).

Faktor internal berupa genetik, usia, dan jenis kelamin. Faktor eksternal dibagi lagi menjadi faktor prenatal (saat masih di dalam kandungan), faktor persalinan, dan faktor setelah persalinan. Faktor eksternal ini dapat berupa gizi, kelainan bawaan lahir, lingkungan, psikologi, hormonal, sosio-ekonomi,lingkungan pengasuhan, stimulasi, dobat-obatan, dll.

 

DETEKSI DINI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Upaya deteksi dini salah satunya dapat dilakukan mulai dari tingkat kesehatan dasar yaitu posyandu. Melalui kegiatan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang, kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi buruk, penyimpangan pertumbuhan pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang).

 

1. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN

Pemantauan pertumbuhan fisik anak perlu dilakukan untuk menentukan apakah pertumbuhan fisiknya berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Adapun yang dilakukan dalam mengukur pertumbuhan anak berupa berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Gangguan pertumbuhan fisik yang dapat ditemukan pada anak berupa wasting, stunting, dan overweight.

Untuk pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan berat badan menurut umur dilaksanakan secara rutin di posyandu setiap bulan. Apabila ditemukan anak dengan berat badan tidak naik dua kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah garis merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan konfirmasi dengan menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan/tinggi badan. Peran serta masyarakat dalam penimbangan balita menjadi sangat penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif

 

2. DETEKSI DINI GANGGUAN PERKEMBANGAN

Deteksi dini perkembangan anak dapat dilakukan setiap tiga bulan pada anak usia 0−24 bulan dan setiap enam bulan pada anak usia 24−72 bulan dan dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan. Gangguan perkembangan anak yang dapat ditemukan berupa penyimpangan perilaku, keterlambatan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Secara umum tujuan skrining adalah menyaring seluruh populasi untuk mengidentifikasi anak yang beresiko. Pada anak yang terindentifikasi, selanjutnya dilakukan assessment untuk menemukan anak yang mungkin memerlukan intervensi yang lebih komprehensif.

Pada saat ini, telah dibuat berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui penyimpangan perkembangan anak seperti formulir KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) dan Denver Development Screening Test (DDST). DDST adalah salah satu metode skrinning terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada “follow up” selanjutnya ternyata 89% kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. Penilaian DDST II sebagai alat ukur dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, ada beberapa aspek yang akan dinilai yaitu aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa dan personal sosial. Selain itu di puskesmas juga dapat dilakukan Tes Daya Dengar (TDD), Tes Daya Lihat (TDL), deteksi dini penyimpangan perilaku emosional (termasuk skrining autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak) agar dapat segera dilakukan intervensi

 

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat, dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal. Sehingga kelak kemudian hari akan menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh.

​

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.

Inggriani DM, Rinjani M, Susanti R. 2019. Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun berbasis apliaksi android. Wellness and Healthy Magazine, 1(1)

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon

Klinik Satriabudi Dharma Medika © 2023

Thanks for submitting!

bottom of page