OBESITAS SENTRAL,
PERUT BUNCIT YANG PERLU DIWASPADAI
dr. Poppy Permata Putri, 22 Oktober 2023

APA ITU OBESITAS SENTRAL?
Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan penumpukan lemak dalam jaringan lemak di tubuh dan dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Obesitas disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya peningkatan asupan makanan dan penurunan pengeluaran energi. Energi yang dimasukkan dalam tubuh tidak digunakan secara efektif sehingga tertimbun dalam jaringan lemak. Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah perut, ditandai dengan peningkatan lingkar perut >80 cm untuk wanita dan >94 cm untuk pria. Obesitas sentral tampak menyerupai apel, yaitu lemak disimpan pada bagian pinggang dan ronga perut. Modernisasi gaya hidup, tingginya asupan kalori, serta rendahnya aktivitas fisik mengakibatkan peningkatan kejadian obesitas sentral.
FAKTOR RISIKO OBESITAS SENTRAL
-
Usia, meskipun obesitas sudah dimulai sejak kecil sampai menjelang tua. Namun usia yang paling banyak menderita obesitas adalah usia 35-60 tahun.
-
Jenis kelamin, wanita berisiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan pria. Prevalensi obesitas sentral yang tinggi pada wanita disebabkan oleh perbedaan tingkat aktivitas fisik dan asupan energi pada pria dan wanita. Wanita berisiko lebih besar untuk mengalami obesitas sentral diakibatkan kenaikan berat badan pasca kehamilan dan fluktuasi hormon saat menopause, akibat perubahan distribusi lemak tubuh dari periferal ke bagian abdominal (perut).
-
Konsumsi minuman beralkohol yang tinggi
-
Kebiasaan merokok
-
Pola diet yang buruk, seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak dan jeroan, sedikit sayuran dan buah, suka mengonsumsi makanan manis (tinggi gula), asin (tinggi garam), berpenyedap dan berpengawet. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi makanan siap saji dengan obesitas sentral.
-
Kurangnya aktivitas fisik (sedentary lifestyle)
​
BAHAYA OBESITAS SENTRAL
Di negara maju permasalahan kesehatan akibat obesitas saat ini melebihi masalah kesehatan akibat rokok dan alkohol. Obesitas sentral salah satu penyebab terjadinya penyakit-penyakit degeneratif, antara lain diabetes millitus tipe 2, dislipidemia, penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker dan sindrom metabolik. Pada tahun 2015 terdapat 4 juta kematian di dunia yang penyebab awalnya adalah obesitas. Berdasarkan Sample Registration Survey Kemenkes RI, menunjukkan penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbesar kedua di Indonesia dengan presentase sebesar 12,9% setelah stroke (21,1%) dan kemudian diikuti oleh diabetes mellitus dengan presentase sebesar 6,7%. Apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan?
1. Percepatan proses penuaan
Umur biologis adalah usia tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan secara umum. Salah satu untuk menghitung umur biologis melalui komposisi lemak dalam tubuh. Bila sel lemak berlebih maka akan dikeluarkan zat-zat yang bersifat oksidatif atau radikal bebas yang bisa menyebabkan umur sel lebih tua.
2. Resistensi insulin
Obesitas merupakan faktor risiko munculnya resistensi insulin yang akan bermanifestasi munculnya hipertensi, dislipidemia (abnormalitas kadar lemak darah), Diabetes Melitus tipe 2, penyakit jantung pembuluh darah dan gangguan pembekuan darah. Sebesar 60% penderita Diabetes Melitus tipe 2 berhubungan dengan obesitas.
3. Kanker
Obesitas diketahui berhubungan dengan beberapa kanker seperti kanker kantong empedu, kanker esofagus, kanker tiroid, kanker usus besar, dan kanker payudara. Hal ini semakin kuat dengan adanya banyak bukti penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik dapat mengurangi kejadian kanker dan mencegah perkembangan sel kanker
4. Hipertensi
Data menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara hipertensi dengan obesitas. Terdapat peningkatan risiko hipertensi seiring dengan meningkatnya berat badan. Pada studi Framingham, risiko relatif hipertensi pada laki- laki dan Perempuan dengan berat badan lebih secara berurutan adalah 1.46 and 1.75 kali, setelah faktor usia disesuaikan. Pada studi yang sama juga menunjukkan pengurangan berat badan pada wanita obesitas usia 18 tahun menurunkan risiko hipertensi
5. Penyakit Jantung
Banyak bukti menunjukkan peningkatan risiko kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada pasien yang obesitas. Pada studi Framingham tentang risiko Gagal jantung, ditemukan kejadian gagal jantung dua kali lipat pada kelompok obesitas dibanding kelompok non obesitas
6. Dislipidemia (abnormalitas kadar lemak darah)
Dislipidemia, dimana kadar lemak baik HDL rendah dan kadar trigliserida meningkat, juga berhubungan dengan obesitas. Mekanisme yang mendasarinya sebagian besar adalah karena terjadinya resistensi insulin. Namun terdapat berbagai bukti juga yang menunjukkan tanpa resistensi insulin pun dislipidemia dapat terjadi pada pasien obesitas, terutama obesitas sentral.
7. Gangguan reproduksi
Polycystic ovary syndrome (PCOS), yang dicirikan dengan gangguan kondisi anovulasi (sel telur tidak lepas dari ovarium sehingga penderita mengalami gangguan haid), hiperandrogenisme (tingginya hormon laki-laki pada perempuan, sehingga perempuan tersebut dapat tumbuh kumis dan jenggot serta jerawat lebih banyak) dan banyak kista pada indung telur (ovarium), berhubungan dengan obesitas dan juga resistensi insulin. Diketahui peningkatan lingkar perut dan lingkar pinggang berhubungan dengan hiperandrogenisme pada pasien PCOS. Menurunkan resistensi insulin dengan obat ataupun dengan menurunkan berat badan terbukti memperbaiki ovulasi dan kondisi hormonal penderita. Pada laki-laki, obesitas sentral berhubungan dengan impotensi dan infertilitas (gangguan kesuburan).
​
​
​
Referensi:
Azkia FI, Wahyono TYM. Hubungan Pola Konsumsi Makanan Berisiko dengan Obesitas Sentral Pada Wanita Usia 25-65 Tahun di Bogor Tahun 2011-2012. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Volume 2 (2018): 11-18
Djausal AN. EFFECT OF CENTRAL OBESITY AS RISK FACTOR OF METABOLIC SYNDROME. J MAJORITY Volume 4 Nomer 3 (2015): 19-22
Masrul. Epidemi obesitas dan dampaknya terhadap status kesehatan masyarakat serta sosial ekonomi bangsa. Majalah Kedokteran Andalas Vol. 41 No. 3 (2018): 152-162
Segula D. Complications of obesity in adults: A short review of the literature. Malawi Medical Journal 26 volume 1 (2014): 20-24