CEGAH DAN KENDALIKAN HIPERTENSI DENGAN TEPAT
dr. Poppy Permata Putri, 14 Oktober 2023
APA ITU HIPERTENSI?
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, dan pembuluh darah. Sebanyak 30-45% orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi dan jumlahnya meningkat signifikan seiring dengan bertambahnya usia, dimana diketahui >60% lansia menderita hipertensi. Sayangnya, diperkirakan hanya seperempat kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, dan data menunjukkan bahwa hanya 0,7% pasien hipertensi terdiagnosis yang minum obat antihipertensi. Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup seseorang, sering disebut sebagai the killer disease karena merupakan penyakit pembunuh, dimana penderita tidak mengetahui kalau dirinya mengidap hipertensi, sehingga penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat hipertensi
​
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
-
Usia lebih dari 65 tahun
-
Pola diet yang tidak sehat (tinggi garam, tinggi asam lemak jenuh dan lemak trans, rendah serat)
-
Merokok
-
Mengonsumsi alkohol
-
Kurangnya aktivitas fisik
-
Berat badan berlebih dan obesitas
-
Menderita hipertensi dalam kehamilan/ preeklamsia sebelumnya
-
Riwayat menderita hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke, ataupun penyakit ginjal pada keluarga ataupun diri sendiri.
-
Riwayat hiperkolesterolemia pada diri sendiri ataupun keluarga
​
GEJALA HIPERTENSI
Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan gejala apapun. Oleh karena itu lebih baik rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur apalagi jika memiliki faktor risiko hipetensi. Jika tekanan darah sangat tinggi (diatas 180/120) bisa merasakan gejala seperti:
-
Sakit kepala berat
-
Nyeri dada
-
Pusing
-
Sesak napas
-
Mual muntah
-
Pandangan kabur
-
Kecemasan
-
Tampak bingung
-
Telinga berdenging
-
Mimisan
-
Detak jantung tidak normal
​
BAHAYA HIPERTENSI
Hipertensi menyebabkan penebalan dan kekakuan dinding pembuluh darah arteri, mengurangi aliran darah dan oksigen ke organ – organ penting (seperti otak, jantung, ginjal, retina), serta menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah sehingga dapat menyebabkan disfungsi kerja jantung. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi:
-
Nyeri dada angina
-
Serangan jantung
-
Gagal jantung
-
Gangguan irama jantung
-
Stroke
-
Penyakit Ginjal Kronik
Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Tingkat kematian pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ penting.
​
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI
1. Perubahan Gaya Hidup (Lifestyle)
Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat terjadinya hipertensi. Pola hidup sehat juga telah terbukti menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung - pembuluh darah. Pola hidup sehat yang dapat dilakukan berupa:
a. Pembatasan Konsumsi Garam
Konsumsi garam berlebih terbukti dapat meningkatkan tekanan darah, dan akhirnya meningkatkan kejadian hipertensi. Rekomendasi penggunaan garam sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 1 sendok teh garam dapur). Selain itu juga dianjurkan untuk menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam. Kandungan natrium (Na) juga ditemukan dalam monosodium glutamat (MSG), makanan yang diawetkan (termasuk makanan kaleng), dan daging olahan.
b. Perubahan Pola Makan
Pasien hipertensi dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan seimbang yang mengandung sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah lemak, gandum utuh (), beras yang tidak di sosoh berlebihan (), ikan laut, dan asam lemak tak jenuh (minyak zaitun dan minyak ikan), serta membatasi asupan gula, minuman manis, daging merah dan asam lemak jenuh. Penderita juga dianjurkan untuk menghindari minum alkohol.
c. Penurunan Berat Badan dan Menjaga Berat Badan Ideal
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Dianjurkan untuk mengendalikan berat badan dan menjaga berat badan selalu dalam range ideal (IMT 18,5- 22,9 kg/m2 ) dengan lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.
d. Olahraga teratur
Latihan fisik rutin pada hipertensi dengan dosis yang terukur seperti frekuensi, intensitas, durasi, dan tipe latihan yang adekuat dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 5-7 mmHg, hal ini karena terjadinya regresi penebalan dinding pembuluh darah jantung, mengurangi massa ventrikel kiri jantung, dan mengurangi tahanan pada pembuluh darah tepi. Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Pasien hipertensi disarankan untuk berolahraga minimal 30 menit latihan aerobik dinamik berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per minggu
e. Berhenti merokok
Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga penderita hipertensi yang merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.
​
2. Mengonsumsi Obat Antihipertensi Teratur jika Diresepkan Dokter
Penderita hipertensi yang berdasarkan pertimbangan dokter perlu mengonsumsi obat antihipertensi harus rutin kontrol dan minum obat secara teratur. Pengobatan dapat dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau Puskesmas sebagai penanganan awal dan kontrol. Obat antihipertensi membantu menurunkan tekanan darah pasien secara efektif, dan lebih lanjut dapat mencegah komplikasi pada organ penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, dan pembuluh darah. Jangan lupa memperhatikan cara minum obat, dosis tiap obat dan berapa kali dikonsumsi sehari.
​
3. Mengendalikan Penyakit Penyerta
Rutin kontrol dan berobat jika menderita penyakit penyerta seperti Diabetes Mellitus, Penyakit ginjal, penyakit jantung, stroke dapat mencegah perburukan lebih lanjut pada penderita hipertensi.
​
Referensi:
Indonesian Society of Hypertension. 2019. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019.
KEPMENKES RI Nomor HK.01.07/MENKES/4634/2021 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hipertensi Dewasa.
Nuraini B.. RISK FACTORS OF HYPERTENSION. J MAJORITY Volume 4 Nomer 5 (2015): 10-19
WHO. Hypertension. Diakses pada 14 Oktober 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension