Apa itu Radang Amandel?
dr. Herlina | 26 Februari 2024
Radang amandel disebut juga Tonsilitis, yaitu merupakan suatu peradangan pada tonsil palatina yang berada pada rongga mulut. Menurut data Riskesdas tahun 2013, kejadian Tonsilitis paling banyak terjadi pada anak berusia 1 hingga 4 tahun. Dan jarang terjadi pada orangtua usia > 40 tahun. Ada banyak penyebab Tonsilitis atau radang amandel, antara lain yaitu infeksi virus Influenza A, Rhinovirus, Parainfluenza atau akibat infeksi bakteri group A beta-hemolytic streptococcus (GABHS) ataupun karena infeksi jamur.
Secara umum, Tonsilitis paling banyak terjadi akibat infeksi virus yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, maka diperlukan pemberian terapi antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Penyakit ini terlihat sederhana, namun jika terjadi berulang tentunya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bekerja ataupun kegiatan belajar di sekolah. Komplikasi yang paling sering terjadi akibat radang amandel yaitu abses peritonsilar, demam reumatik, dan juga gangguan ginjal berupa glomerulonefritis akut.
Beberapa faktor risiko terjadinya radang amandel yaitu :
-
Sering terjadi pada anak-anak
-
Lingkungan tempat tinggal dengan penduduk padat serta tempat umum (contoh : sekolah, asrama, dan sebagainya)
-
Kondisi imun tubuh yang rendah serta nutrisi yang kurang baik.
Lalu, apa saja gejala tonsilitis?
-
Nyeri menelan dan sulit pada saat menelan
-
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar leher dan telinga
-
Demam
-
Nafas menjadi bau
-
Suara serak serta
-
Hilangnya nafsu makan
-
Mendengkur pada saat tidur
-
Dan tidak jarang penyakit ini bersamaan dengan ISPA
-
Pembesaran tonsil. Pembesaran tonsil >75 % atau T4 biasanya dapat mengganggu patensi jalan nafas. Sehingga pada pembesaran tonsil >75% biasanya akan dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan atau tonsilektomi.
Untuk dapat mencegah terjadinya radang amandel atau tonsilitis, pastikan kita memiliki imun tubuh yang kuat dengan makan makanan gizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Jaga kebersihan mulut dengan rajin menggosok gigi dua kali sehari, serta patuh mencuci tangan dengan benar. Tonsilitis juga dapat dicegah dengan tidak merokok atau menghindari paparan asap rokok, tidak berbagi makanan atau minuman dengan orang lain yang sedang sakit. Serta tonsilitis ini dapat dicegah juga loh dengan pemberian vaksin Corynebacterium diphteria dan Haemophilus influenzae tipe B.
​
Ayo Sobat Satria, jika kamu mengalami keluhan seperti yang sudah dijelaskan diatas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri dengan dokter kami hanya di Klink Satriabudi Dharma Medika. Salam Sehat !
​
Sumber :
-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tonsilitis. Jakarta: Kepmenkes RI; 2018.
-
Nurul Fadhilah Az-zahro, Rani Himayani, Putu Ristyaning A S. Agromedicine. 2023. Tonsilitis: Etiologi, Diagnosis, Prognosis, dan Tatalaksana. Volume 10 No. 1
-
InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Tonsillitis: Overview. 2013 Mar 27 [Updated 2019 Jan 17]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK401249/