top of page

Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak

dr. Herlina | 06 Desember 2023
little-baby-being-health-clinic-vaccination_edited.jpg

Imunisasi merupakan cara agar tubuh kebal terhadap suatu penyakit yang diberikan melalui vaksin suntikan atau yang diminum. Dengan imunisasi, kita dapat mencegah wabah, sakit berat serta cacat ataupun kematian. Bukan hanya pada anak, imunisasi juga dapat diberikan pada orang dewasa. 

Sesuai dengan rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun 2023, anak wajib mendapatkan imunisasi primer berdasarkan usianya. Mulai dari anak usia 0-6 bulan, anak usia 6-12 bulan , 12-24 bulan, dan usia 2-18 tahun. 

 

Pada usia 0-6 bulan : 

 

  • Hepatitis B

Vaksin hepatitis B diberikan pada anak baru lahir (0 bulan), anak usia 2 bulan, 3 bulan dan usia 4 bulan. Vaksin ini berguna untuk mencegah terjadinya infeksi hati oleh virus hepatitis B

 

  • Polio

Vaksin polio diberikan pada anak baru lahir (0 bulan), anak usia 2 bulan, 3 bulan dan usia 4 bulan. Vakin ini berguna untuk mencegah kelumpuhan pada anak

 

  • BCG

Vaksin ini bermanfaat untuk mencegah penyakit TBC yang diberikan 1 kali pada bayi baru lahir (usia 0 bulan)

 

  • DTP

Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit DTP (Difteri, Tetanus dan Pertusis) pada anak. Pemberian DTP pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.

 

  • Hib

Vaksin Hib (Haemophilus influenzae B) merupakan vaksin inaktif diberikan pada saat anak berusia 2bulan, 3 bulan dan 4 bulan. 

 

  • PCV

Vaksin ini berguna untuk mencegah infeksi pneumokokus diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. 

 

  • Rotavirus 

Pemberian rotavirus diberikan pada anak berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. 

 

Pada usia 6 - 12 bulan : 

 

  • Influenza 

Vaksin influenza mulai dapat diberikan pada anak usia 6 bulan yang diberikan 2 dosis hingga usia 8 tahun (interval 4 minggu). Usia lebih dari 8 tahun diberikan setahun sekali. 

​

  • Japanese Encephalitis (JE) ,diberikan pada saat anak berusia 9 bulan

 

  • MR /MMR 

Vaksin MR diberikan mulai dari usia 9 bulan, dosis kedua usia 15-18 bulan, dosis ketiga usia 5-7 tahun. 

 

Pada usia 12 bulan - 24 bulan

  • Hepatitis A

Vaksin ini berguna untuk mencegah terjadinya infeksi hati akibat virus hepatitis A. Vaksin ini diberikan sebanyak dua kali dimulai pada usia 12 bulan dan dilanjutkan dengan interval 6–12 bulan setelah dosis pertama.

  • Varisela 

Vaksin varisela diberikan pada usia12 bulan - 18 bulan.

 

Pada usia 2–18 Tahun

 

  • Tifoid

Diberikan mulai usia 2 tahun, lalu diberikan ulang setiap 3 tahun

 

  • Dengue

Vaksin CYD (Chimeric Yellow Fever Dengue) Diberikan sebanyak tiga kali dalam rentang usia 9–16 tahun, dengan masing-masing dosisnya berjarak 6 bulan.

 

  • HPV

Diberikan untuk anak perempuan berusia 9–14 tahun dengan arak 6–15 bulan setiap dosisnya. (2 dosis) 

 

Pemberian imunisasi dasar yang serial (beberapa kali pemberian), interval tidak boleh lebih cepat 5 hari atau umurnya lebih muda dari umur minimal yang direkomendasikan karena menghasilkan respon imun sub optimal.

Pada imunisasi yang terlambat tidak perlu pengulangan atau penambahan dosis karena tidak akan mengurangi konsentrasi antibodi final setelah diberikan dosis lengkap sesuai rekomendasi. 

​

​

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Setelah mendapatkan imunisasi, efek samping atau sering disebut KIPI yang dapat dialami biasanya bersifat ringan, seperti demam, nyeri , bengkak dan kemerahan pada area penyuntikan. Hal ini menunjukkan bahwa antibodi sedang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh. Namun tidak menutup kemungkinan, pemberian imunisasi dapat memiliki efek samping serius seperti alergi hebat ataupun syok anafilaksis, meskipun kondisi seperti ini sangat jarang ditemukan.

Jangan lewatkan imunisasi pada Anak kita, karena imunisasi penting untuk mencegah tertularnya penyakit bagi anak.

 

Mau vaksin? Ke Klinik Satribudi Dharma Medika aja !

 

 

Sumber  : 

bottom of page