Cegah Stunting pada Anak
dr. Herlina | 02 Mei 2024
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang cukup tinggi angka kejadiannya. Sehingga stunting harus segera ditangani dan dicegah. Stunting bukan hanya sekedar pendek. Tidak semua anak dengan tubuh pendek dapat dikatakan stunting lho. Ada beberapa hal yang perlu dinilai oleh dokter untuk dapat menegakkan diagnosa stunting pada anak.
Pengertian
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yaitu pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia kurang dari -2 SD (standar deviasi) pada kurva pertumbuhan WHO yang bersifat irreversible karena asupan gizi dan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau adanya riwayat infeksi berulang atau kronis yang terjadi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab utama terjadinya Stunting pada anak yaitu malnutrisi kronis, dimana ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi yaitu :
-
Semasa hamil, ibu mengalami malnutrisi (kekurangan gizi) atau mengalami infeksi selama masa hamil.
-
Anak tidak mendapatkan ASI hingga usia 6 bulan
-
Pemberian MPASI yang kurang bergizi
-
Adanya riwayat penyakit pada anak yang menghambat penyerapan nutrisi seperti kelainan metabolisme bawaan dan alergi susu sapi
-
Anak dengan riwayat infeksi kronis seperti TBC (tuberkulosis), cacingan, diare kronis dan sebagainya.
-
Adanya penyakit bawaan pada anak seperti penyakit jantung bawaan
​
Faktor risiko terjadinya stunting pada anak antara lain :
-
Anak lahir dengan berat badan lahir dan prematur
-
Adanya riwayat IUGR (intrauterne growth restriction)
-
Faktor sosial ekonomi
-
Faktor sanitasi buruk dan sulit untuk mendapatkan akses air bersih
-
Riwayat imunisasi tidak lengkap pada anak
Gejala Stunting
-
Tinggi badan anak lebih pendek daripada tinggi badan anak seusianya
-
Berat badan lebih rendah daripada berat badan anak seusianya atau tidak ada peningkatan berat badan secara konsisten.
-
Perkembangan anak tidak maksimal atau terlambat daripada anak seusianya
-
Kemampuan akademik mengalami gangguan seperti sulit fokus atau prestasi yang kurang memuaskan.
-
Anak sering terlihat lemas dan tidak aktif bermain
-
Dan anak mudah terserang penyakit / infeksi
Apakah Stunting itu berbahaya?
Stunting jika tidak ditangani dengan tepat dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan anak, seperti :
-
Gangguan perkembangan otak. Hal ini dapat berpengaruh ketika anak mulai proses belajar dimana anak akan lebih sulit fokus dan berpengaruh pada prestasi belajar anak.
-
Risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes lebih tinggi
-
Imunitas anak akan menurun sehingga mudah sakit dan mudah terkena infeksi
Yuk, Kita Cegah Stunting !
Berhubungan dengan komplikasi stunting yang sudah dijelaskan diatas, mari kita lakukan pencegahan agar anak dapat terhindar dari stunting dan mari turunkan angka stunting di Indonesia dengan melakukan beberapa upaya berikut dibawah ini :
​
-
Sebelum merencanakan kehamilan dan selama masa kehamilan, penuhi asupan gizi yang cukup.
-
1000 Hari Pertama Kehidupan (mulai sejak pembuahan hingga anak berusia 2 tahun) anak harus berikan asupan gizi yang cukup.
-
Berikan ASI Eksklusif hingga anak berusia 6 bulan
-
Dalam memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi anak, gunakan buku KIA sebagai pedoman ibu di rumah
-
Lakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin di posyandu atau fasilitas kesehatan.
-
Pastikan anak mendapatkan imunisasi secara lengkap sesuai dengan rekomendasi IDAI.
-
Menerapkan gaya hidup bersih dan sehat.
Nah, untuk itu sebagai orang tua jika ada anak yang tinggi badannya terlihat lebih pendek dari teman seusianya jangan ragu untuk memeriksakan anak Anda ke dokter ya..
Klinik Satriabudi Dharma Medika merupakan klinik yang menyediakan Layanan Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak lho !
Yuk kita lakukan pemeriksaan tumbuh kembang secara rutin & mari kita cegah Stunting. Salam Sehat !
​
​
​
Sumber :
-
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2022). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting.
-
IDAI. Diakses pada 2023. Petunjuk Teknis Berbasis Bukti: Diagnosis dan Tata Laksana Stunting Secara Komprehensif untuk Dokter Spesialis Anak