Cegah Mata Minus pada Anak
dr. Herlina | 10 November 2023
Miopia (rabun jauh) sering disebut dengan istilah mata minus. Miopia merupakan gangguan refraksi mata, yaitu cahaya paralel dari benda jatuh tepat di depan retina mata. Adapun mata minus paling rendah yaitu -0.25 D hingga -6.00 D.
Faktor risiko terjadinya miopia dapat diturunkan secara genetik dan/atau faktor lingkungan. Orangtua yang memiliki riwayat mata minus dapat diturunkan kepada anak. Sehingga anak berisiko lebih tinggi untuk menderita mata minus.
Faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko mata minus, seperti adanya riwayat sering menghabiskan waktu dengan penglihatan jarak dekat (menggunakan gadget setiap hari dan berlama-lama), beraktivitas di ruangan yang minim pencahayaan.
Seseorang yang menderita mata minus biasanya mengeluhkan beberapa hal berikut, seperti :
-
Terlihat sering menyipitkan kedua mata pada saat melihat sesuatu
-
Pada malam hari sering mengeluhkan sulit melihat
-
Sering mengeluhkan mata lelah dan terasa tegang
-
Pandangan tidak fokus atau buram
-
Mata sensitif bila terkena sorot cahaya
-
Mengeluhkan sulit untuk membedakan warna yang mirip
-
Pada anak, biasanya dapat mempengaruhi nilai akademik di sekolah
Mata minus dapat bertambah seiring bertambahnya usia seseorang, biasanya hingga usia 40 tahun-an, namun cepat atau lambat progresivitasnya tergantung dari pola aktivitas atau kebiasaan sehari-hari.
Berikut ini beberapa tips untuk mencegah mata minus pada anak yang dapat dipraktekkan di rumah :
-
Anak dengan orangtua riwayat mata minus harus lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah sekitar 2 jam setiap hari untuk memperlambat progresivitas mata minus.
-
Batasi penggunaan gadget pada anak
-
Jika beraktivitas (seperti belajar dan membaca) di dalam ruangan, pastikan pencahayaan pada ruangan cukup.
-
Selain pencahayaan, pada saat membaca buku pastikan jarak antara buku dan mata ± 25 hingga 30 sentimeter. Pada saat menggunakan gadget pastikan jaraknya ± 20 sentimeter dari handphone ; ± 60 sentimeter dari komputer ; ± 3 meter dari televisi.
-
Setiap melakukan aktivitas membaca, belajar, menggunakan gadget atau menonton televisi terapkan rumus 20-20-20. Yaitu setiap 20 menit menatap buku, gadget, menonton tv, mata diistirahatkan selama 20 detik dengan melihat objek visual yang berjarak 20 kaki atau 6 meter. Misalkan memandang lapangan hijau, atau apapun objek yang berjarak ± 6 meter.
-
Konsumsi makanan bergizi seimbang (karbohidrat, protein, serat, dan lemak)
-
Lakukan skrining mata minus secara berkala pada anak agar dapat mendeteksi risiko mata minus sejak dini.
Mata minus dapat diatasi dengan menggunakan kacamata minus ataupun lensa kontak. Juga pada beberapa kasus mata minus dapat diatasi dengan metode operasi. Jika mengalami keluhan mata minus, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan agar kualitas hidup penderitanya tetap terjaga baik ya, Sobat Satria. Salam Sehat !
Sumber :
-
Bullimore MA, Ritchey ER, Shah S, Leveziel N, Bourne RRA, Flitcroft DI. The Risks and Benefits of Myopia Control. Ophthalmology. 2021 Nov;128(11):1561-1579. doi: 10.1016/j.ophtha.2021.04.032. Epub 2021 May 4. PMID: 33961969.
-
Ilyas, S., 2018, Ilmu Penyakit Mata, edisi 5, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
-
Subudhi P, Agarwal P. Myopia. [Updated 2023 Mar 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK580529/